KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas izin dan ridhonya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang” ASUHAN PRIMER PADA BAYI USIA 6 MINGGU PERTAMA(Bounding Attachment)” ini dengan baik.

Adapun makalah ini disusun untuk menanmbah pengetahuan kita semua tentanng bagaimana asuhan primer pada bayi usia 6 minggu.Tak lupa pula kami sebagai penyusun mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah membimbing kami untuk menyusun makalah sederhana kami.

Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurrangan dan kelemahannya serta jauh dari kesempurnaan. Oleh karenanya, kami sebagai penyusun sangat mengharapakan adanya kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga makalh ini bermanfaat untuk para pembaca.
Padang 11 oktober 2014

Tim Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
Tim penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN
A. Bounding attachment
B. Manfaat bounding attachment
C. Elemen – elemen bounding ettechment
D. Prinsip – prinsip dan upaya meningkatkan bounding attachment
E. Cara untuk melakukan bounding attachment
F. Rencana asuhan pada bayi berusia 1-6 minggu
G. Assessment / analisis data
H. Peran bidan pada bayi sehat
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Bayi yang baru lahir mendapatkan pengalaman yang sama sekali berbeda dengan
Yang kita alami. Meraka sepenuhnya bergantung pada orangtuanya untuk seluruh kebutuhan dasarnya. Untung nya mereka memiliki cara untuk mengkomunikasikannya dengan orang tuanya. Di 6 minggu pertama, anda dan bayi anda akan belajar banyak satu sama lain. Proses”give dan take” yang terjadi antara anda dan bayi anda akan menciptakan yang kuat, hubungannya dengan anda akan menjadi landasan baginya untuk berhubungan dengan yang lainnya. perhatikan bayi anda baik – baik karena bayi anda sangat memperhatikan anda dan seberapa baik anda memperlakukannya. Telentangkan bayi anda selagi tidur karena dia belum mampu mengubah posisi badannya jika dia sulit bernapas kecuali jika dokter anak anda menyarankan lain.
B. RUMUSAN MASALAH
1.Bagaimana peran bidan pada bayi sehat
2. Manfaat bounding attachmen
3.Cara untuk melakukan bounding attachmen
4. Bagaimana rencana asuhan pada bayi berusia 1- 6 minggu.

C.TUJUAN
1. Mengetahui apa itu bounding attachmen
2. Mengetahui bagaimana rencana asuhan pada bayi berusia 1 – 6 minggu
BAB II
PEMBAHASAN
A. Bounding Attachment
Bounding adalah proses pembentukan sedangkan Attacment ( membangun ikatan)
Jadi Bounding Attacment adalah sebuah peningkatan hubungan kasih sayang dengan keterikatan batin antara orang tua dan bayi. Hal ini merupakan proses dimana sebagai hasil dari suatu interaksi terus – menerus antara bayi dan orang tua yang bersifat saling mencintai memberikan keduanya pemenuhan emosional dan saling membutuhkan.
Menurut Brazelton ( 1978 ), Bounding merupakan suatu ketertarikan mutualisme pertama antar individu, misalnya antara orang tua dan anak, saat pertama kali mereka bertemu. Attachment adalah suatu perasaan menyayangi atau loyalitas yang mengikat individu lain.Nelson dan May (1996 ) mengatakan, attachment merupakan ikatan antara individu meliputi pencurahan perhatian serta adanya hubungan emosi dan fisik yang akrab.
Menurut Klaus, kenell ( 1992 ), bounding attachment bersifat unik, spesifik,dan bertahan lama. Mereka juga menambahkan bahwa ikatan orang tua terhadap anaknya dapat terus berlanjut bahkan selamanya waktu di pisah oleh jarak dan waktu dan tanda – tanda peradaban secara fisik tidak terlihat. Bagian penting dari ikatan ini adalah perkenalan.Menurut Saxton dan Pelikan ( 1996 ), bounding adalah suatu langkah untuk mengungkapkan perasaan efeksi ( kasih sayang ) oleh ibu kepada bayi bayinya segera setelah lahir. Sedangkan, Attachment adalah interaksi antara ibu dan bayi secara spesifik sepanjang waktu.

B. Manfaat Bounding Attachment

Dampak positif yang dapat di peroleh dari bounding attachment : bayi merasa
Di cintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan sikap social, bayi merasa aman, berani mengadakan eksplorasi. Hambatan yang terjadi yang terjadi dalam bounding attachment kurangnya support system, ibu dengan resiko, bayi dengan resiko, kehadiran bayi yang tidak diinginkan.
Konrad Lorenz pun mengeluarkan pendapat (1965 ), bahwa periode awal kelahiran hingga batas waktu tertentu merupakan saat – saat terjalinnya keakraban dan ketertarikan yang sangat penting pada bayi ( pada bayi angsa adalah 36 jam pertama, sedangkan pada manusia adalah setahun pertama).Menurut Stayton ( 1973 ), para ibu yang menunjukkan” ketertarikan yang tidak aman” cenderung bereaksi menurut keinginan pribadi, bukan karna isyarat dari sang bayi. Para ibu itu akan memeluk bayi yang menangis bila mereka yang ingin memeluk bayi itu, tapi akan mengabaikan tangisan bayidi waktu lain. Ibu yang kurang responsif, seperti itu, selama tahun pertama akan mengembangkan keterikatan yang tidak aman antara dia dan bayinya.
Clarke dan Stewart ( 1973 ) pun mendukung pendapatStayton. Menurut mereka, para ibu yang memiliki ikatan aman dengan bayinya, lebih bersifat responsif terhadap kebutuhan bayi, memberi stimulus sosial yang lebih banyak dengan mengajak sang bayi bercakap – cakap atau bermain bersama. Dan para ibu tersebut pun mengungkapkan rasa sayang dengan lebih baik. Mary Ainsworth (1979 ) yang juga sepaham dengan stayton mengajukan tiga tipe keterikatan utama, yaitu tipe A ( cemas menghindar atau anxious – avoidant ), tipe B ( keterikatan aman ), dan tipe C ( cemas menolak atau anxious resistant ).
C. Elemen – elemen Bounding Attachment

1. Sentuhan
Sentuhan atau indera peraba, dipakai secara ekstensif oleh orang tua dan pengasuh lain sebagai suatu sarana untuk mengenali bayi baru lahir dengan cara mengeksplorasi tubuh bayi dengan ujung jarinya. Penelitian telah menemukan suatu pola sentuhan yang hamper sama, yakni pengasuh mulai mengeksplorasikan jari tangan kebagian kepaladan tungkai kaki. Tidak lama kemudian pengasuh memakai telapak tangannya untuk mengelis badan bayi dan akhirnya memeluk dengan tangannya ( Rubin, 1963; Klaus, Kennell, 1982; dan Tulman, 1985 ). Gerakan ini di pakai untuk menenangkan bayi.
2. Kontak Mata
Ketika bayi baru lahir mampu secara fungsional mempertahankan kontak mata, orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu untuk saling memandang. Beberapa ibu mengatakan dengan melakukan kontak mata mereka merasa lebih dekat dengan bayi nya ( Klaus dan Kennell 1982 ).

3. Suara
Saling mendengar dan merespons sura antara orang tua dan bayinya juga penting dilakukan. Orang tua menunggu tangisan pertama bayinaya dengan tegang. Bayi akan menjadi tenang dan berpaling kearah orang tua mereka saat orang tua mereka berbicara dengan suara bernada tinggi.
4. Aroma
Perilaku lain yang terjalin antara orang tua dan bayi ialah respons terhadap aroma/ bau masing –masing. Ibu mengetahui bahwa setiap anak memiliki aroma yang unik ( porter, cernoch, perry, 1983) sementara itu, bayi belajar dengan cepat untuk membedakan aroma susu ibunya (Stainton, 1985)
5. Hiburan (entertainment)
Bayi baru lahir bergerak – bergerak sesuai dengan struktur pembicaraan orang dewasa. Mereka menggoyangkan tangan, mengangkat kepala, menendang – nendangkan kaki, seperti sedang berdansa mengikuti nada suara orang tua nya. Hiburan terjadi saat anak mulai berbicara. Irama ini berpungsi memberi umpan balik positif kepada orang tua dan menegakkan suatu pola komunikasi efektif yang positif.
6. Bioritme
Anak yang belum lahir atau baru lahir dapat dikatakan senada dengan ritme alamiah ibunya. Untuk itu, salah satu tugas bayi baru lahir ialah membentuk ritme personal ( bioritme ). Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberi kasih sayang yang konsistens dan dengan memanfaat kan waktu saat bayi mengembangkan perilaku yang responsive.
7. Kontak Dini
Saat ini tidak ada bukti – bukti alamiah yang menunjukkan bahwa kontak dini setelah lahir merupakan hal yang penting untuk hubungan orang tua dan anak.
8. Kehangatan Tubuh ( body warmth )
9. Waktu Pemberian Kasih Sayang
10. Stimulasi Hormonal
D. Prinsip – prinsip dan upaya meningkatkan bounding attachment

1. Bounding attachment dilakukan di menit pertama dan jam pertama
2. Orang tua merupakan orang yang menyentuh bayi pertama kali
3. Adanya ikatan yang baik dan sistematis
4. Orang tua ikut terlibat dalam proses persalinan
5. Persiapan ( perinatal care- PNC ) sebelumnya
6. Cepat melakukan proses adaptasi
7. Kontak sedini mungkin sehingga dapat membantu dalam memberi kehangatan pada bayi, menurunkan rasa sakit ibu, serta member rasa nyaman
8. Tersedianya fasilitas untuk kontak lebih lama
9. Penekanan pada hal- hal positif
10. Adanya perawatan maternitas khusus ( bidan )
11. Libatkan anggota keluarga lainnya
12. Pemberian imfomasi bertahap mengenai bounding attachment

E. Cara melakukan bounding attachment

1. Inisiasi Dini; setelah bayi lahir, dengan segera bayi ditempatkan di atas ibu. Dia akan merangkak dan mencari putting susu ibunya.
2. Pemberian ASI ekslusif; dengan dilakukannya pemberian ASI secara ekslusif segera setelah lahir, secara langsung bayi akan mengalami kontak kulit dengan ibunya yang menjadikan ibunya merasa bangga dan diperlukan.
3. Rawat Gabung; Rawat gabung merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar antara ibu dan bayi terjalin proses lekat ( early infant mother bounding ) akibat sentuhan badan antara ibu dan bayinya.
4. Kontak Mata; beberapa ibu berkata ketika begitu bayinya bisa mamandang mereka, mereka merasa lebih dekat dengan bayinya.
5. Suara; mendengar dan merespon antara suara orang tua dan bayinya sanbgat penting.
6. Aroma ; setiap anak memiliki aroma yang unik dan bayi belajar dengan cepat untuk mengenali aroama susu ibunya.
7. Entrainment ; bayi mengembangkan irama akibat kebiasaan
8. Bioritme ; salah satu tugas bayi baru lahir adalahmembentuk ritme personal ( bioritme )

Berhasil atau tidaknya bounding attachment ini sangat di pengaruhi oleh kondisi – kondisi sebagai berikut:
1. Kesehatan emosional orang tua; orang tua yang mengharapkan kehadiran sianak dalam kehidupannya tentu akan memberi respons emosi yang berbeda dengan orang tua yang tidak menginginkan bayi tersebut.
2. Tingkat kemampuan, komunikasi dan keterampilan untuk merawat anak; dalam berkomunikasi dan keterampilan dalam merawat anak, orang tua satu dengan yang lain tentu tidak sama tergantung pada kemampuan yang dimiliki masing- masing.
3. Dukungan sosisal seperti keluarga, teman dan pasangan; dukungan dari keluarga, teman, terutama pasangan merupakan faktor yang juga penting untuk diperhatikan karena dengan adanya dukungan dari orang – orang terdekat akan memberikan suatu semangat/ dorongan positif yang kuat bagi ibu untuk memberikan kasih sayang yang pada bayinya.
4. Kedekatan orang tua ke anak; dengan metode rooming ini kedekatan antara orang tua dan anak dan anak dapat terjalin secara langsung dan menjadikan cepatnya ikatan batin terwujudnya diantara keduanya.
5. Kesesuaian antara orang tua dan anak; anak akan lebih mudah diterima oleh anggota keluarganya yang lain ketika keadaan anak sehat / normal dan jenis kelamin sesuai dengan yang diharapkan.
F. Rencana asuhan pada bayi berusia 1- 6 minggu
Pengumpulan data subjektif
1. Tanyakan pada ibu mengenai kondisi kesehatan bayi secara keseluruhan.
2. Tanyakan pada ibu mngenai masalah – masalah yang di alami terutama dalam proses menyusui.
3. Jika ibu sedang menyusui bayinya, amati letak mulut bayi pada puting, posisi menyusui, isapan, dan refleks menelan bayi.
4. Apakah ada orang lain yang dapat membantu pekerjaan ibu baru tersebut.
5. Amati keadaan rumah, terutama kebersihannya.
6. Amati persediaan makanan dan air.
7. Amati keadaan suasana hati ibu yang baru.
8. Amati cara ibu tersebut berinteraksi dengan bayinya.
9. Tanyakan pada ibu kapan bayi tersebut lahir.( jika anda tidak menolong ibu dalam persalinan ).
10. Apakah bayi mengalami pertumbuhan dan ada penambahan berat badan.
11. Apakah bayi menunjukkan tanda – tanda bahaya.
12. Apakah bayi menyusu dengan baik
13. Apakah bayi menyusu sedikitnya 2-4 jam sekali
14. Apakah bayi berkemih 6-8 kali perhari
15. Apakah bayi menderita demam
16. Apakah bayi tanpak waspada saat bangun
17. Apakah matanya mengikuti gerakan ibu.

Pengumpulan data objektif
1. Pemeriksaan fisik
2. Tinjauan ulang system – system utama tubuh
a. Sistem pernapasan.
b. Sistem kardiovaskuler dan darah
c. Sistem ginjal
d. Sistem gastrointestinal
e. Pengaturan suhu
f. Adaptasi imunologi
g. Sistem reproduksi
h. Sistem muskuloskeletal
i. Sistem neurologi
3. Pancaindera
a. Penglihatan
b. Penciuman
c. Pengecapan
d. Pendengaran
e. Sentuhan

G. Assessment/ Analisis Data
planning
keluarga di berikan pendidikan kesehatan tentang perawatan bayi yang meliputi hal – hal
berikut:
1. Tempat tidur yang tepat
2. Memandikan bayi
3. Mengenakan pakaian
4. Perawatan tali pusat
5. Perawatan hidung
6. Perawatan mata dan telinga
7. Perawatan kuku
8. Kapan membawa bayi keluar rumah
9. Pemeriksaan
10. Perawatan kulit
11. Bermain
12. Pemantauan berat bayi

H. Peran bidan pada bayi sehat
Bayi sangat rentan terhadap penyakit, mak dari itu peran bidan pada bayi sehat
Adalah dengan cara memberikan ASI karena ASI mengandung kekebalan alami.merupakan hal yang normal bila frekuensi BAB bayi mendapatkan ASI menurun saat kolostrum yang bersipat pencahar, benar- benar tidak terdapat lagi dalam ASI setelah sekitar usia 6 minggu. Merupakan hal yang normal pula untuk bayi ASI berusia lebih dari 6 minggu hanya BAB 1 kali setiap beberapa hari.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Adalah ketika ibu dan bayinya telah terjadi sejak masa kehamilan, dan pada saat persalinan ikatan itu akan semakin kuat. Sebab adanya dorongan dari janin.

B. SARAN
Kami menyadari bahwa makalh ini belumlah sempurna, oleh karena itu sran dan kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan penulisan makalah yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA
Asuhan neonatus bayi dan anak balita oleh( Vivian nanny lia dewi )
Penerbit salemba medika
Asuhan neonatus bayi dan ank balita oleh (ai yeyeh rukiyah, s,sit. MKM.
Lia yulianti ,Am. Keb, MKM)
Penerbittrans info media