KATA PENGANTAR

Segala puji dan rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas berkat dan rahmat-Nya serta hidayah-Nya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah yang berjudul “SERIBU HARI PERTAMA KEHIDUPAN”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah ETIKA PROFESI. Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam pembuatan makalah ini.
penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan penyusunan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga kebaikan yang telah diberikan dapat menjadi amal soleh dan ibadah bagi kita semua dan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Amin.

Padang ,24 oktober 2014
Penulis
1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………1
DAFTAR ISI …………………………………………………………………….2

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………3
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………3
1.3 Tujuan Makalah…………………………………………………………………3
BAB II PEMBAHASAN
1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN
a. Pengertian…………….……………………………………………………….4
b Faktor penyebab…………….……………………………………………………….5
c. Langkah-langkah untuk memenuhi nutrisi 1000 hari kehidupan pertama…………………….…………………………………………………………7
d. bagaimana cara menjaga nutrisi 1000 hari pertama kehidupan…………………8
e. Dampaknya jika tidak di penuhi nutrisi 1000 kehidupan……………………………………………………………………..10

BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………….11
3.2 Saran………………………………………………………………………11

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….12

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Gizi memegang peranan penting dalam siklus hidup manusia. Masa kehamilan merupakan periode yang sangat menentukan kualitas SDM di masa depan, karena tumbuh kembang anak sangat ditentukan oleh kondisinya saat masa janin dalam kandungan. Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR),lahir premature, sehingga bisa berdampak pada rendahnya status gizi pada bayi.
Bayi merupakan salah satu kelompok rawan gizi. Kekurangan gizi pada masa bayi dapat menimbulkan gangguan tumbuh kembang secara fisik, mental, social, dan intelektual yang sifatnya menetap dan terus dibawa sampai anak menjadi dewasa. Selain itu kekurangan gizi dapat menyebabkan terjadinya penurunan atau rendahnya daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi. Badan kesehatan dunia WHO dan UNICEF menyatakan terjadinya gagal tumbuh akibat kurang gizi pada masa bayi mengakibatkan terjadinya penurunan IQ 11 point lebih rendah dibanding anak yang tidak kurang gizi.

1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan 1000 hari pertama kehidupan?
2. bagaimana dampaknya?
3. apa penyebabnya?
4. Bagaimana langkah-langkah pemenuhan nutrisi 1000 hari kehidupan?
5. Bagaimana cara menjaga nutrisi?
1.3 Manfaat dan Tujuan
1. untuk mengetahui apa itu 1000 hari kehidupan?
2. untuk mengetahui penyebabnya?
3. untuk mengetahui langkah-langkah pemenuhan nutrisi 1000 hari kehidupan?
4. untuk mengetahui apa dampaknya?
5. Untuk mengetahui bagaimana cara menjaga nutrisi?

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
1,000 Hari Pertama Kehidupan ialah usia 0-24 bulan ( 1.000 hari pertama kehidupan) merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, sehingga sering diistilahkan sebagai periode emas sekaligus periode kritis. Periode emas dapat diwujudkan apabila pada masa ini bayi memperoleh asupan gizi yang sesuai untuk tumbuh kembang optimal. Sebaliknya apabila pada masa ini bayi tidak memperoleh asupan makanan sesuai kebutuhan gizinya, maka periode emas akan berubah menjadi periode kritis yang akan mengganggu tumbuh kembang, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya.
Untuk mencapai tumbuh kembang optimal, di dalam Global Strategy for Infant and Young Child Feeding, WHO/UNICEF merekomendasikan empat hal penting yang harus dilakukan yaitu; pertama memberikan air susu ibu kepada bayi segera dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir, kedua memberikan hanya air susu ibu (ASI) saja atau pemberian ASI secara eksklusif sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan, ketiga memberikan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) sejak bayi berusia 6 bulan sampai 24 bulan, dan keempat meneruskan pemberian ASI sampai anak berusia 24 bulan atau lebih. Rekomendasi tersebut menekankan, secara sosial budaya MP-ASI hendaknya dibuat dari bahan pangan yang murah dan mudah diperoleh di daerah setempat (indigenous food). Untuk mencapai target di atas, dilakukan sejumlah kegiatan yang bertumpu kepada perubahan perilaku dengan cara mewujudkan Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi). Melalui penerapan perilaku keluarga sadar gizi, keluarga didorong untuk memberikan ASI eksklusif pada bayi sejak lahir sampai berusia 6 bulan dan memberikan MP-ASI yang cukup dan bermutu kepada bayi dan anak usia 6-24 bulan. Bagi keluarga mampu, pemberian MP-ASI yang cukup dan bermutu relatif tidak bermasalah. Namun, pada keluarga miskin, pendapatan yang rendah menimbulkan keterbatasan pangan di rumah tangga yang berlanjut kepada rendahnya jumlah dan mutu MP-ASI yang diberikan kepada bayi.
4
B. Faktor penyebab
A. Kemiskinan
Kemiskinan dan rendahnya pendidikan dipandang sebagai akar penyebab kekurangan gizi. Oleh karena kedua masalah gizi tersebut terkait erat dengan masalah gizi dan kesehatan ibu hamil dan menyusui, bayi yang baru lahir dan anak usia di bawah dua tahun (baduta). Apabila dihitung dari sejak hari pertama kehamilan, kelahiran bayi sampai anak usia 2 tahun, maka periode ini merupakan periode 1000 hari pertama kehidupan manusia. Periode ini telah dibuktikan secara ilmiah merupakan periode yang menentukan kualitas kehidupan. Oleh karena itu periode ini disebut sebagai periode emas, periode kritis, dan window of opportunity.

B. Masalah Gizi
Indonesia merupakan negara yang cukup rawan terjadi bencana, dimana bayi dan ibu hamil termasuk korban bencana yang rentan terhadap masalah gizi. Masalah gizi yang biasa timbul adalah kurang gizi pada bayi dan anak berumur di bawah dua tahun (baduta), bayi tidak mendapatkan air susu ibu karena terpisah dari ibunya, dan semakin memburuknya status gizi kelompok masyarakat yang sebelum bencana memang dalam kondisi bermasalah. Kondisi ini diperburuk dengan bantuan makanan yang sering terlambat, tidak berkesinambungan, serta terbatasnya ketersediaan pangan lokal. Masalah tersebut diperburuk lagi dengan kurangnya pengetahuan dalam penyiapan makanan buatan lokal khususnya untuk bayi dan baduta.
Anak usia 0-12 bulan merupakan kelompok yang rawan ketika harus mengalami situasi darurat, mengingat kelompok anak ini sangat rentan dengan perubahan konsumsi makanan dan kondisi lingkungan yang terjadi tiba-tiba.
Intervensi gizi terhadap bayi yang menjadi korban bencana dapat dilakukan dengan cara bayi tetap diberi ASI. Apabila bayi piatu, bayi terpisah dari ibunya atau ibu tidak dapat memberikan ASI, upayakan bayi mendapat bantuan ibu susu/donor. Apabila tidak memungkinkan bayi mendapat ibu susu/donor, bayi diberikan susu formula dengan pengawasan atau didampingi oleh petugas kesehatan.

5
C. Status Gizi Ibu Hamil
Sejumlah hal yang mempengaruhi status gizi ibu hamil, yaitu status sosial ekonomi, status kesehatan ibu, jarak kelahiran jika yang dikandung bukan anak pertama, paritas dan usia kehamilan pertama. Status gizi ibu menjadi lebih penting karena selain tingginya berbagai keadaan kurang gizi, persentase kehamilan pada usia muda cukup tinggi.
Kelompok umur 21-35 tahun merupakan umur ideal seorang ibu untuk menjalani proses kehamilan dan persalinan. Usia yang rentan terhadap kelainan kehamilan adalah usia remaja atau usia di atas 35 tahun. Kelahiran prematur pada umumnya terjadi pada ibu hamil usia remaja. Hal tersebut dapat terjadi karena kurang matangnya organ reproduksi, gizi buruk, kurang perawatan selama periode prakelahiran, atau karena kondisi ekonomi-sosial yang rendah.
Sedangkan pada ibu yang berusia di atas 35 tahun juga harus diwaspadai karena semakin bertambah umur maka akan mudah terjadinya kekurangan gizi yang akan berpengaruh terhadap berat badan selama kehamilan dan juga pada bayi yang akan dilahirkan. Pada usia ini juga kadang-kadang dapat menimbulkan down syndrome yaitu keterbelakangan mental.
Kesehatan dan gizi ibu hamil merupakan kondisi yang sangat diperlukan bagi janin untuk menjadi sehat. Jika tidak, maka dari awal kehidupan manusia akan bermasalah pada kehidupan selanjutnya. Masa kehamilan merupakan periode yang sangat menentukan kualitas anak yang dilahirkan. Keadaan gizi ibu yang kurang baik sebelum hamil dan pada waktu hamil cenderung untuk melahirkan bayi dengan BBLR, bahkan kemungkinan bayi meninggal dunia. Bayi yang dilahirkan dengan berat badan rendah berpotensi menjadi bayi dengan gizi kurang bahkan menjadi buruk. Gizi buruk pada bayi berdampak pada penurunan tingkat kecerdasan atau IQ. Lebih jauh lagi dampak yang diakibatkan adalah meningkatnya kejadian kesakitan bahkan kematian.

6
C. Langkah-langkah yang dilakukan untuk memenuhi nutrisi 1000 hari pertama kehidupan
A. Pada masa pra kehamilan
a. Berusaha mencapai dan mempertahankan berat badan yang ideal.
b. Mengkonsumsi makanan yang cukup dan seimbang.
c. Mengkonsumsi makanan sumber asam folat dan suplemen asam folat selama 3 bulan prakehamilan.
d. Olahraga teratur.
e. Menghindari rokok, kafein dan minuman beralkohol.

B. Pada masa kehamilan
Memenuhi asupan kalori yang cukup untuk mendukung peningkatan berat badannya dengan pola makan yang seimbang. Ibu hamil tidak dianjurkan untuk mencoba menurunkan berat badan atau menghindari peningkatan berat badan yang normal. Kalaupun berat badan meningkat terlampau cepat, sebaiknya berkonsultasi dengan tenaga medis dan tidak menanganinya sendiri.
Meningkatkan asupan zat besi. Pada ibu hamil kebutuhan zat besi meningkat sebesar 200-300% untuk pembentukan plasenta dan sel darah merah. Untuk memenuhinya dapat diasup baik dari makanan maupun dari suplemen (karena kebutuhan sebesar ini sulit dicapai hanya dari asupan makanan saja). Sumber zat Besi contohnya daging, ayam, ikan, sayuran hijau, serealia tumbuk, kacang-kacangan, hati sapi.
7
Meningkatkan asupan asam folat. Asam folat ini berperan dalam pembentukan sistem saraf dan sel-sel. Jika asupannya kurang memadai dapat menimbulkan kelainan bawaan pada bayi seperti: anenchepaly (lahir tanpa batok kepala), spina bifida (tulang belakang tidak tersambung), anemia makrositik, dan lain-lain. Untuk memenuhinya dapat diasup baik dari sumber makanan dan suplemen. Sumber Asam folat contohnya sayuran hijau, daging tanpa lemak, biji-bijian, kacang tanah, jeruk.
Meningkatkan asupan Kalsium. Kalsium berperan dalam pembentukan gigi, tulang, hati, saraf dan otot pada bayi. Sumber utama Kalsium adalah susu dan olahannya seperti : whole milk, skimmed milk, yoghurt, keju, serta beberapa bahan makanan nabati dalam sayuran hijau tua.
Meningkatkan asupan Vitamin D. Vitamin D berperan dalam meningkatkan penyerapan Kalsium dalam tubuh, mengurangi resiko infeksi selama kehamilan, dan mengurangi gejala preeklampsia. Sumber vitamin D contohnya kuning telur, susu dan olahannya, mentega.
Memenuhi kebutuhan Yodium. Kekurangan Yodium selama hamil mengakibatkan janin menderita hipotiroidisme yang selanjutnya dapat berkembang menjadi kretinisme di kemudian hari. Sumber Yodium contohnya makanan laut seperti ikan, udang, kerang. Menghindari rokok, kafein dan minuman beralkohol Cukup istirahat dan menjaga perasaan gembira Pada masa kehidupan pertama bayi
C. Setelah bayi lahir
Lakukan IMD (Inisiasi Menyusui Dini) segera setelah melahirkan serta upayakan bayi mendapatkan kolostrum (ASI yang pertama kali keluar dan berwarna jernih kekuningan).
Berikan hanya ASI eksklusif selama 6 bulan pertama keidupan bayi. Setelah bayi berusia 6 bulan berikan MP-ASI (Makanan Pendamping ASI). Pada usia ini alat pencernaan bayi sudah lebih matang untuk mencerna makanan non-ASI. Bahan makanan yang digunakan untuk membuat MP-ASI ini hendaknya merupakan bahan makanan yang biasa dimakan dalam keluarga yang dibuat sesuai dengan kemampuan mengunyah dan menelan bayi. dalam pembuatannya sebaiknya hindari penambahan gula dan garam < 1 tahun.
8

MP-ASI yang ideal adalah yang mengandung: (1) makanan pokok (2) sayuran dan kacang-kacangan, (3) lauk nabati, (4) lauk hewani, (5) buah-buahan. Pada awal pengenalannya hendaknya bayi dikenalkan pada makanan tunggal agar ia mengenal rasa asli dari makanan tersebut dan untuk memudahkan evaluasi jika muncul gejala alergi, secara bertahap berikan secara majemuk dengan menyampurkan sejumlah bahan makanan
D. Menjaga nutrisi 1.000 hari pertama
Dengan berfokus pada periode seribu hari pertama kehidupan direkomendasikan bahwa perlu adanya:
• peningkatan kepatuhan terhadap pemberian makan bayi dan anak (terutama ASI Eksklusif 6 bulan), ASI adalah makanan terbaik untuk mendukung pertumbuhan karena menyediakan nutrisi pertumbuhan lengkap seimbang untuk mengejar pertumbuhan optimal si kecil;
• untuk pertumbuhan optimal si kecil dibutuhkan pemenuhan nutrisi esensial yaitu nutrisi untuk pertumbuhan fisik (karbohidrat, protein, lemak, multivitamin, dan multimineral) dan nutrisi untuk pertumbuhan otak;
• kualitas diet meliputi jumlah kelompok makanan, makanan sumber hewani dan makanan fortifikasi pada anak umur 6–11 bulan;
• peningkatan kualitas asupan makanan ibu hamil;
• peningkatan cakupan program gizi sesuai standar (kapsul vitamin A untuk balita, tablet Fe untuk ibu hamil);
• pemeriksaan ANC yang cukup dan tepat waktu;
• pemberian obat cacing pada balita dan perempuan hamil.
9
E. Dampaknya jika pada masa 1000 hari tersebut tidak diperhatikan
Menurut hipotesis barker:
Jika terjadi kekurangan gizi Pada janin dan anak 0-3 tahun
JANGKA PENDEK:
-Perkembangan otak terganggu
-Pertumbuhan otot dan organ organ tubuh terganggu
-Programing metabolisme glukosa,lemak,protein,hormonal dll yang terjadi di dalam sel tubuh akan terganggu
JANGKA PANJANG:
-kognitif dan kemampuan belajar terganggu.
-imunitas dan produktifitas kerja menurun.
-obesitas,diabetes,penyakit jantung, hipertensi, stroke, kanker.
bahkan dampak kekurangan gizi pada ibu hamil akan memberikan dampak buruk pada skor IQ buah hati. Ibu yang menderita kekurangan zat yodium selama kehamilan akan menghambat perkembangan otak dan janin dan mengakibatkan kehilangan 10 IQ poin. Kekurangan energi protein pada ibu hamil yang di sebabkan oleh kekurangan makanan bergizi dan infeksi akan menyebabkan gangguan fungsi kognitif dan perkembangan bayi juga akan mengalami kehilangan skor IQ sebesar 10 poin.
Dampak merugikan setiap hari yang terjadi menurut penelitian cornell university 2003 adalah:
-300 ibu meninggal ketika melahirkan karena kekurangan zat besi
-4.000 anak balita meninggal akibat kekurangan vitamin A
-50.000 bayi lahir dengan kapasitas perkembangan mental dan kecerdasan yang berkurang karena kurang yodium dan kurang zat besi. Jika hal itu terjadi maka generasi masa depan bangsa indonesia akan menjadi bangsa yang rapuh dan menjadi generasi yang tidak berkualitas.
10
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Jadi 1,000 Hari Pertama Kehidupan ialah usia 0-24 bulan ( 1.000 hari pertama kehidupan) merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, sehingga sering diistilahkan sebagai periode emas sekaligus periode kritis. Periode emas dapat diwujudkan apabila pada masa ini bayi memperoleh asupan gizi yang sesuai untuk tumbuh kembang optimal. Sebaliknya apabila pada masa ini bayi tidak memperoleh asupan makanan sesuai kebutuhan gizinya, maka periode emas akan berubah menjadi periode kritis yang akan mengganggu tumbuh kembang, baik pada saat ini maupun masa selanjutnya, Faktor penyebabnya ada kemiskinan, masalah gizi, status gizi ibu hamil.Dampaknya jika 1000 hari pertama tidak di penuhi jangka pendek perkembangan otak tergangu, pertumbuhan otot dan organ tubuh tergangu, jangka panjang kognitif dan kemampuan belajar tergangu , bida obesitas, penyakit jantung, hipertensi, stroke dan kanker.

B. SARAN
Kami menyadari bahwa makalah kami belum sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah penulisan makalah yang akan datang.

11
DAFTAR PUSTAKA

Arisma. 2008. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC
Direktorat Bina Gizi Masyarakat. 2012. Kerangka Kebijakan Gerakan Sadar Gizi dalam Rangka 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK). Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. 2006. Pedoman Umum Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) Lokal. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

12