merumuskan diagnosa atau masalah aktual masa nifas

Berasal dari data – data dasar yang di kumpulkan menginterpretasikan data kemudian diproses menjadi masalah atau diagnosis khusus. Kata masalah dan diagnosis sama – sama digunakan karena beberapa masalah tidak dapat diidentifikasikan dalam mengembangkan rencana perawatan kesehatan yang menyeluruh. Masalah sering berkaitan dengan bagaimana ibu menghadapi kenyataan tentang diagnosisnya dan ini seringkali bisa diidentifikasi berdasarkan pengalaman bidan dalam mengenali masalah seseorang.
Dalam perumusan diagnosa atau masalah aktual pada masa nifas terbagi dalam beberapa pokok bahasan diantanya, nyeri, infeksi, masalah cemas, perawatan perineum, perawatan payudara, masalah asi exclusif , masalah KB, gizi ibu nifas, tanda-tanda bahaya pada masa nifas, senam nifas dan cara menyusui.

1. NYERI
Nyeri setelah melahirkan disebabkan oleh kontraksi dan relaksasi uterus berurutan yang terjadi secara terus – menerus. Nyeri ini lebih umum terjadi pada wanita dengan paritas tinggi dan pada wanita menyusui. Alasan nyeri lebih berat pada paritas tinggi adalah penurunan tonus otot uterus secara bersamaan menyebabkan intermitten ( sebentar – sebentar ). Berbeda pada wanita primipara, yang tonus uterusnya masih kuat dan uterus tetap berkontraksi tanpa relaksasi intermitten. Pada wanita menyusui, isapan bayi menstimulasi produksi oksitosin oleh hipofisis posterior. Pelepasan oksitosin tidak memicu refleks let down (pengeluaran asi) pada payudara, tetapi jugamenyebabkan kontraksi uterus.
Nyeri setelah melahirkan akan hilang jika uterus tetap berkontraksi dengan baik, yang memerlukan kandung kemih kosong. Ibu harus diingatkan bahwa pengisian kandung kemih yang sering seiring tubuhnya mulai membuang kelebihan cairan setelah melahirkan akan menyebabkan kebutuhan berkemih yang sering. Kandung kemih yang penuh menyebabkan posisi uterus keatas, menyebabkan relaksasi dan kontraksi uterus yang lebih nyeri. Jika kandung kemih kosong, beberapa wanita merasa nyerinya cukup berkurang dengan mengubah posisi dirinya berbaring telungkup, dengan bantal atau gulungan selimut diletakkan dibawah abdomen. Kompresi uterus yang konstan pada posisi ini dapat mengurangi kram secara signifikan.
Analgesia yang efektif bagi sebagian besar wanita yang kontraksinya sangat nyeri dapat diperoleh dengan mengutamakan asetaminofen (tylenol) ataupun ibuprofen (motrin). Meskipun produk yang mengandung aspirin tidak direkomendasikan bagi ibu menyusui karena resiko penurunan hitung trombosit dan dapat menyebabkan sindrom reye, ibuprofen dan asetaminofen terbukti aman.Masalah nyeri yang lain juga bisa disebabkan karena luka jahitan bekas laserasi jalan ahir.
Bidan diharapkan dapat mengatasi gangguan ini dan memberi kenyamanan pada ibu. Gangguan rasa nyeri yang dialami ibu antara lain :
1. After pains/ keram perut. Hal ini disebabkan kontraksi dalam relaksasi yang terus menerus pada uterus. Banyak terjadi pada multipara karena adanya penurunan otot uterus secara bersamaan, menyebabkan relaksasi intermitten (sebentar-sebentar). sedangkan pada wanita menyusui after pains disebabkan karena isapan bayi menstimulasi produksi oksitosin yang bukan hanya memicu refleks let down (pengeluaran ASI) tetapi juga menyebabkan kontraksi uterus. Nyeri uterus tersebut akan hilang jika uterus tetap berkontraksi dengan baik dan kandung kemih dalam keadaan kosong.
Hal terpenting adalah ibu dianjurkan untuk mengosongkan kandung kemih/ BAK secara teratur karena pengisian kandung kemih akan sering seiring tubuhnya mulai membuang kelebihan cairan setelah melahirkan. Selain itu, anjurkan juga ibu untuk tidur tengkurap dengan bantal dibawah perut dan mobilisasi, bila perlu beri analgestik 1 jam sebelum menyusui.
2. Nyeri akibat pembengkakan payudara.
Tiga hari pasca persalinan payudara sering terasa penuh, tegang dan nyeri yang terjadi akibat adanya bendungan pada pembuluh darah sebagai tanda ASI mulai banyak diproduksi. Jika karena sakit ibu malah berhenti menyusui, kondisi ini akan semakin parah, ditandai dengan mengeliatnya payudara dan ibu mengalami demam.
 3 hal yang dilakukan pada upaya pencegahan :
• pemberian ASI sedini mungkin,
• pemberian ASI setiap 2-3 jam dan jangan memberikan bayi minum air atau suplemen lain,
• gunakan kedua payudara secara bergantian ketika menyusui.

 Cara mengurangi masalah:
• kompres air hangat pada payudara,
• jika puting bengkak, perah secara manual,
• Gunakan penompang yang baik,
• beri paracetamol untuk penghilang nyeri,
• perawatan payudara
3. Nyeri luka jahitan perineum pada persalinan spontan
Ibu nifas mengalami nyeri tidak lebih dari 8 minggu yang disebabkan oleh trauma persalinan (laserasi ataupun episiotomi) dan penjahitan robekan perineum.
 Cara mengatasi :
• meletakkan potongan es diatas genetalia,
• duduk didalam air hangat atau air dingin,
• lakukan kegel exercise
• Bila perlu beri analgesik oral
4. Nyeri luka bekas operasi pada persalinan SC
Ibu diberitahu cara perawatan luka bekas operasi, dianjurkan makan makanan yang mengandung protein yang tinggi, istitahat yang cukup dan diberikan terapi analgetik dan antibiotik.
5. Konstipasi dan Haemoroid.
 Penyebab : wanita yang cenderung mengalami konstipasi, penekanan pembuluh darah pada bagian anus dan rektum pada saat meneran.
 Cara mengatasi: duduk diatas air hangat atau dingin, hindari duduk terlalu lama, banyak minum dan banyak makan makanan berserat, pemberian analgesik.

2. INFEKSI
Infeksi nifas adalah infeksi peradangan pada semua alat genital pada masa nifas oleh sebab apapun dengan ketentuan meningkatnya suhu bada melebihi 38octanpa menghitung dari hari pertama dan berturut-turut selama da hari pada 10 hari pertama masa nifas.

Infeksi nifas mencakup semua peradangan yang disebabkan oleh masuknya kuman-kuman ke dalam alat-alat genital pada waktu persalinan dan nifas. Dahulu infeksi ini merupakan sebab kematian maternal yang paling penting, akan tetapi berekat kemajuan ilmu kebidanan khususnya pengetahuan tentang sebab-sebab infeksi nifas serta pencegahannya, dan penemuan obat-obat baru seperti sulfa dan antibiotika lainnya, di negara-negara maju peranannya sebagai penyebab kematian tersebut adalah berkurang. Di negara-negara sedang berkembang dengan pelayanan dengan pelayanan kebidanan yang masih jauh dari sempurna, peranan infeksi nifas masih besar.
Demam nifas atau dengan kata lain morbiditas puerperalis meliputi demam dalam masa nifas oleh sebab apapun. Menurut joint commitee on maternal welfare (amerika serikat) definisi morbiditas puerperalis ialah kenaikan suhu sampai 38oc atau lebih selama 2 hari dalam 10 hari pertama postpartum, denagan mengecualikan hari pertama. Suhu harus diukur dari mulut sekurang-kurangnya 4 kali sehari.
Sesudah partus terdapat luka-luka dibeberapa tempat pada jalan lahir. Pada hari-hari pertama post partum harus dijaga agar luka-luka ini tidak dimasuki kuman-kuman dari luar. Oleh sebab itu, semua alat dan kainyang berhub ungan dengan daerah genital harus suci hama. Pengunjung-pengunjung dari luar hendaknya pada hari-hari pertama dibatasi sedapat mungkin.tiap penderita dengan tanda-tanda infeksi nifas jangan dirawat bersama dengan wanita-wanita dalam nifas yang sehat.
Infeksi puerperium adalah infeksi bakteri yang berasal dari saluran reproduksi selama persalinan atau puerperium. Infeksi tidak lagi bertanggung jawab terhadap tingginya insiden mortalitas puerperium seperti dahulu, saat lebih dikenal sebagai demam nifas. Akan tetapi, infeksi puerperium masih bertanggung jawab terhadap presentase signifikan morbiditas puerperium.
Beberapa faktor predisposisi :
• Persalinan lama, khususnya dengan pecah ketuban.
• Semua keadaan yang dapat menurunkan daya tahan tubuh penderita,seperti perdarahaan banyak, preeklamsia, juga infeksi lain, seperti pnemonia, penyakit jantung, dan sebagainya.
• Tindakan bedah vaginal, yang menyebabkan perlukaan pada jalan lahir.
• Tertinggalnya sisa placenta, selaput ketuban, dan bekuan darah.

Organisme pada infeksi puerperium berasal dari 3 sumber :
• Organisme yang normalnya berada dalam saluran genetalia bawah atau dalam usus besar.
• Infeksi saluran genetalia bawah.
• Bakteri dalam nasofaring atau tangan personel yang menangani persalinan atau di udara dan debu lingkungan.Bakteri dari sumber infeksi pertama adalah bakteri endogen dan menjadi patogaen hanya jika terdapat kerusakan jaringan atau jika terdapat kontaminasi saluran genetalia dari usus besar. Wanita sebaiknya secara rutin di jalani menjalani penapisan terhadap adanya infeksi saluran genetalia bawah dan segera ditangani saat pranatal. Sumber infeksi ketiga paling baik dicegah dengan mencuci tangan dan teknik asepsis yang cermat.
Tanda dan gejala infeksi umumnya termasuk peningkatan suhu tubuh, malaise umum, nyeri, dan lokia berbau tidak sedap. Peningkatan kecepatan nadi dapat terjadi, terutama pada infeksi berat. Interpretasi kultur laboratorium dan sensifitas, pemeriksaan lebih lanjut, dan penanganan memerlukan diskusi dan kalaborasi dengan dokter.

Macam-macam infeksi nifas :
• Endometritis
Jenis infeksi yang paling sering ialah endometritis. Kuman-kuman memasuki endometrium, biasanya pada luka bekas insersio plasenta, dan dalam waktu singkat mengikutsertakan seluruh endometrium. Pada infeksi pada kuman yang tidak seberapa patogen, radang terbatas pada endometrium. Jaringan desidua bersama-sama dengan bekuan darah menjadi nekrosis dan mengeluarkan getah berbau dan terdiri atas keping-keping nekrosis serta cairan. Pada batas antara daerah yang meradang dan daerah sehat terdapat lapisan terdiri atas leukosit-leukosit. Pada infeksi yang lebih berat batas endometrium dapat dilampaui dan terjadilah penjalaran.

• Peritonitis
Infeksi nifas dapat menyebar melalui pembuluh limfe di dalam uterus langsung mencapau peritoneum dan menyebabakan peritonitis, atau melalui jaringan di antara kedua lembar ligamentum latum yang menyebabkan parametritis (sellulitis pelvika).

• Infeksi luka
Yaitu infeksi yang terjadi pada ibu nifas yang terjadi pada daerah perineal setelah melahirkan, bisa karena robekan perineum ataupun akibat luka episiotomi. Sedangkan luka abdominal terjadi setelah persalinan sesar. Semua ini dapat terjadi karena pencegahan infeksi yang kurang baik. Kegagalan pada therafi antimikroba pada wanita post partum dengan SC. Faktor risiko adalah obesitas. DM, anemia dan gangguan hemostasis yang disertai dengan pembentukan haematoma.Infeksi luka setelah SC biasanya menimbulkan demam yang dimulai sekitar hari keempat pasca operasi, Infeksi luka yang paling serius adalah fasitiis nekrotikans, nekrotik pada jaringan yang luas. Yang memperberat keadaan ini diantaranya DM, obesitas dan hipertensi. Infeksi fasitiis nekrotikans.

• Abses velvic
Dapat terjadi pada ibu nifas setelah persalinan

• Tromboflebitis
Tromboflebitis adalah perluasan atau invasi mikroorganisme patogen yang mengikuti aliran darah sepanjang vena dan cabang – cabangnya . Disebabkan oleh adanya trombosis atau embolus karena adanya perubahan atau kerusakan pada pembuluh darah, perubahan pada susunan darah, laju peredaran darah, atau karena pengaruh infeksi atau venaseksi.
• Pielonefritis
Pielonefritis adalah infeksi akut saluran kemih atas, dengan gejala disuria, sering kencing, nyeri supra/retro pubi, nyeri perut, nyeri pinggang, demam tinggi/menggigil, sakit di dada, anoreksia dan mual muntah. Kadang ibu sampai syok.

• Sistiti
Sistitis adalah peradangan kandung kemih tanpa disertai peradangan bagian atas saluran kemih.
• Bendungan payudara
Bendungan air susu dapat terjadi pada hari ke-2 dan atau ke-3 ketika payudara telah memproduksi air susu. Bendungan disebabkan oleh pengeluaran air susu yang tiak lancar., karena bayi tidak cukup serin menyusu, produksi meningkat, terlambat menyusukan, hubungan dengan bayi (bounding) kurang baik, dan dapat pula karena pembatasan waktu menyusui.

• Mastitis
Mastitis kebanyakanterjadi pada primi para, disebabkan oleh bakteri stapilokukus aureus.Gejala: mamma membesar, nyeri, dan timbul kemerahan di kulit, terjadi lesi pada puting, peradangan, oedem dan pembengkakan, sehingga akan menyebabkan penyumbatan aliran ASI.

3. MASALAH CEMAS

A. Post partum blues
Post partum blues (pbb) sering juga disebut sebagai maternity blues atau baby blues dimengerti sebagai suatu sindroma gangguan efek ringan yang sering tampak dalam minggu pertama setelahh persalinan.
Post partum blues adalah periode emosional stress yang terjadi antara hari ketiga dan hari kesepuluh setelah persalinan yang terjadi 80% pada ibu post partum.(bahiyyatun)
Post partum blues adalah bentuk depresi yang paling ringan biasanya timbul antara hari kedua sampai dua minggu yang disebabkan oleh perubahan hormonal pada pertengahan masa post partum. (yeti anggraeni)

Penyebab post partum blues
Faktor-faktor yang mungkin menyebabkan post partu blues adalah:
a. Pengalaman melahirkan, biasanya pada ibu dengan melahirkan yang kurang menyenangkan dapat menyebabkan ibu sedih.
b. Perasaan yang sangat down setelah melahirkan, biasanya terjadi peningkatan emosi yang disertai dengan tangisan.
c. Tingkah laku bayi, bayi yang rewel dapat menyebabkan ibu merasa tidak mampu merawat bayi dengan baik.
d. Kesulitan dalam memenuhi kewajiban setelah melahirkan, seperti member makan bayi, merawat bayi dan lain-lain.
e. Adanya konflik dengan staff, misalnya dengan keluarga atau suami.

B. Depresi post partum
Depresi post partum adalah depresi berat yang terjadi 7 hari setelah melahirkan dan berlangsung selama 30 hari, dapat terjadi kapanpun bahkan sampai 1 tahun kedepan.
Pitt tahun 1988 dalam pitt(regina dkk,2001) depresi post parum adalah depresi yang bervariasi dari hari ke hari dengan menunjukkan kelelahan, mudah marah, gangguan nafsu makan dan kehilangan libido(kehilangan selera untuk berhubungan intim dengan suami).
Llewelly-jones (1994) menyatakan wanita yang didiagnosa mengalami depresi 3 bulan pertama setelah melahirkan. Wanita tersebut secara social dan emosional meras terasingkan atau mudah tegang dalam setiap kejadian hidupnya.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa depresi post partum adalah gangguan emosional pasca persalinan yang bervariasi, terjadi pada 10 hari pertama masa setelah melahirkan dan berlangsung terus-menerus sampai 6 bulan atau bahkan sampai satu tahun.

C. Post partum psikosa
Adalah depresi yang terjadi pada minggu pertama dalam 6 minggu setelah melahirkan
Disebabkan karena wanita menderita bipolar disorder atau masalah psikiatrik lainnya yang disebut schizoaffektif disorder. Wanita tersebut mempunyai resiko tinggi untuk terkena post partum psikosa.
4. PERAWATAN PERINEUM
Perawatan perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk menyehatkan daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu yang dalam masa antara kelahiran placenta sampai dengan kembalinya organ genetik seperti pada waktu sebelum hamil.
Tujuan perawatan perineum menurut hamilton (2002), adalah mencegah terjadinya infeksi sehubungan dengan penyembuhan jaringan.

Lingkup perawatan
• Untuk pencegahan infeksi (feerer, 2001).
• Sedangkan menurut hamilton (2002), lingkup perawatan perineum adalah
1. Mencegah kontaminasi dari rektum
2. Menangani dengan lembut pada jaringan yang terkenatrauma
3. Bersihkan semua keluaran yang menjadi sumber bakteri dan bau.

5. PERAWATAN PAYUDARA
Perawatan payudara adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan teratur untuk memeliharan kesehatan payudara.Perawatan payudara itu sangat penting bagi ibu-ibu karena merupakan sutau tindakan perawatan yang dilaksanakan baik oleh pasien maupun dibantu oleh orang lain biasanya dilaksanakan mulai hari pertama atau kedua setelah melahirkan.. Untuk pasca persalinan, lakukan sedini mungkin, yaitu 1 sampai 2 hari setelah bayi dilahirkan dan dilakukan 2 kali sehari.
Adapun tujuan perawatan payudara yaitu untuk
• Memelihara kebersihan payudara
• Melancarkan keluarnya asi
• Mencegah bendungan atau pembengkakkan pada payudara
6. MASALAH ASI EKSLUSIF
Ketika masa nifas asi ekclusifpun dapat terjadi suatu masalah dalam pemebriannya seperti :
• Bayi bingung putting
Nipple confusion adalah keadaan yang terjadi karena bayi mendapat susu formula dalam botol berganti-ganti dengan menyusu pada ibu. Terjadi karena mekanisme menyusu pada puting berbeda dengan botol.
Tanda-tanda :
a. Mengisap puting seperti menghisap dot,
b. Menghisap terputus-putusdan sebentar,
c. Bayi menolak menyusu.
• Masalah pemberian asi pada bayi prematur
• Masalah pemberian asi pada bayi kuning
• Masalah pemberian asi pada bayi kembar
• Masalah pemberian asi pada bayi sakit
• Masalah pemberian asi pada bayi sumbing

7. MASALAH KB
Pemilihan kontrasepsi harus sudah dipertimbangkan pada masa nifas. Apabila hendak memakai kontrasepsi yang mengandung hormon, harus menggunakan obat yang tidak mengganggu produksi ASI. Hubungan suami istri pada masa nifas tidak dianjurkan.
Pada masa nifas ibu yang ingin ber-KB dapat menemukan beberapa masalah seperti :
• Terbatasnya jumlah metode yang tersedia
• Metode KB yang tidak dapat diterima oleh ibu / tidak sesuai dengan keinginan ibu
• Biaya
• Efek samping potensial yang dapat terjadi pada ibu
• Konsekuensi terhadap kehamilan yang tidak diinginkan
• Kerjasama pasangan
• Dan norma budaya mengenai pemakaian KB

8. MASALAH GIZI IBU NIFAS
Namun perlu diperhatikan jumlah kalori dan protein ibu menyusui harus lebih besar daripada ibu hamil, kecuali apabila si Ibu tidak menyusui bayinya.
Kebutuhan nutrisi pada masa menyusui meningkat 25% yaitu untuk produksi ASI dan memenuhi kebutuhan cairan yang meningkat tiga kali dari biasanya. Penambahan kalori pada ibu menyusui sebanyak 500 kkal tiap hari. Makanan yang dikonsumsi ibu berguna untuk melakukan aktivitas, metabolisme, cadangan dalam tubuh, proses produksi ASI serta sebagai ASI itu sendiri yang akan dikonsumsi bayi untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Makanan yang dikonsumsi juga perlu memenuhi syarat, seperti susunannya harus seimbang, porsinya cukup dan teratur, tidak terlalu asin, pedas atau berlemak, tidak mengandung alkohol, nikotin, serta bahan pengawet dan pewarna. Menu makanan yang seimbang mengandung unsure-unsur, seperti sumber tenaga, pembangun, pengatur dan pelindung.

1. Sumber tenaga (energi)
Sumber tenaga yang diperlukan untuk pembakaran tubuh dan pembentukan jaringan baru. Zat nutrisi yang termsuk sumber energy adalah karbohidrat dan lemak. Karbohidrat berasal dari padi-padian, kentang, umbi, jagung, sagu, tepung roti, mie dan lain-lain. Lemak bisa diambil dari hewani dan nabati. Lemak hewani yaitu mentega dan keju.Lemak nabati berasal dari minyak kelapa sawit, minyak sayur dan margarine.
2. Sumber pembangun (protein)
Protein diperlukan untuk pertumbuhan dan penggantian sel-sel yang rusak atau mati. Sumber protein dapat diperoleh dari protein hewani dan protein nabati. Protein hewani antara lain telur, daging, ikan, udang, kerang, susu dan keju. Sedangkan protein nabati banyak terkandung dalam tahu, tempe, kacang-kacangan dan lain-lain.
3. Sumber pengatur dan pelindung (mineral, air dan vitamin)
Mineral, air dan vitamin digunakan untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit dan mengatur kelancaran metabolisme di dalam tubuh. Sumber zat pengatur bisa diperoleh dari semua jenis sayur dan buah-buahan segar. Beberapa mineral yang penting, antara lain :
• Zat kapur untuk pembentukan tulang. Sumbernya berasal dari susu, keju, kacang-kacangan dan sayur-sayuran yang berwarna hijau.
• Fosfor untuk pembentukan tulang dan gigi. Sumbernya berasal dari susu, keju dan daging.
• Zat besi untuk menambah sel darah merah. Sumbernya berasal dari kuning telur, hati, daging, kerang, kacang-kacangan dan sayuran.
• Yodium untuk mencegah timbulnya kelemahan mental. Sumbernya berasal dari ikan, ikan laut dan garam beryodium.
• Kalsium merupakan salah satu bahan mineral ASI dan juga untuk pertumbuhan gigi anak. Sumbernya berasal dari susu, keju dan lain-lain.
• Kebutuhan akan vitamin pada masa menyusui meningkat untuk memenuhi kebutuhan bayinya. Beberapa vitamin yang penting, antara lain :
a. Vitamin A untuk penglihatan berasal dari kuning telur, hati, mentega, sayuran berwarna hijau, wortel, tomat dan nangka.
b. Vitamin B1 agar nafsu makan baik yang berasal dari hati, kuning telur, tomat, jeruk, nanas.
c.Vitamin B2 untuk pertumbuhan dan pencernaan berasal dari hati, kuning telur, susu, keju, sayuran hijau.
d.Vitamin B3 untuk proses pencernaan, kesehatan kulit, jaringan saraf dan pertumbuhan. Sumbernya antara lain susu, kuning telur, daging, hati, beras merah, jamur dan tomat.
e. Vitamin B6 untuk pembentukan sel darah merah serta kesehatan gigi dan gusi. Sumbernya antara lain gandum, jagung, hati dan daging.
f. Vitamin B12 untuk pembentukan sel darah merah dan kesehatan jaringan saraf. Sumbernya antara lain telur, daging, hati, keju, ikan laut dan kerang laut.
g. Vitamin C untuk pembentukan jaringan ikat dan bahan semua jaringan ikat (untuk penyembuhan luka), pertumbuhan tulang, gigi dan gusi, daya tahan terhadap infeksi dan memberikan kekuatan pada pembuluh darah. Sumbernya berasal dari jeruk, tomat, melon, mangga, papaya dan sayuran.
h.Vitamin D untuk pertumbuhan dan pembentukan tulang dan gigi serta penyerapan kalsium dan fosfor. Sumbernya berasal dari minyak ikan, ikan, susu, margarine dan penyinaran kulit dengan matahari pagi sebelum jam 9.
i.Vitamin K untuk mencegah perdarahan. Sumbernya berasal dari hati, brokoli, bayam dan kuning telur.
Untuk kebutuhan cairannya, ibu menyusui harus minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui). Kebutuhan nutrisi pada masa menyusui meningkat 25% yaitu untuk produksi ASI dan memenuhi kebutuhan cairan yang meningkat tiga kali dari biasanya. Penambahan kalori pada ibu menyusui sebanyak 500 kkal tiap hari. Makanan yang dikonsumsi ibu berguna untuk melakukan aktivitas, metabolisme, cadangan dalam tubuh, proses produksi ASI serta sebagai ASI itu sendiri yang akan dikonsumsi bayi untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Makanan yang dikonsumsi juga perlu memenuhi syarat, seperti susunannya harus seimbang, porsinya cukup dan teratur, tidak terlalu asin, pedas atau berlemak, tidak mengandung alkohol, nikotin serta bahan pengawet dan pewarna. Menu makanan yang seimbang mengandung unsur-unsur, seperti sumber tenaga, pembangun, pengatur dan pelindung. Anjurkan makanan dengan menu seimbang, bergizi untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang cukup, memperoleh tambahan 500 kalori setiap hari, berguna untuk produksi ASI dan mengembalikan tenaga setelah persalinan. Tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung alkohol. Minum air minimal 2 liter setiap hari. Tablet zat besi diminum minimal 40 hari pasca persalinan.

9. TANDA TANDA BAHAYA PADA MASA NIFAS
Pada ibu nifas terdapat tanda-tanda bahaya yang perlu diwaspadai seperti :
• Demam,
• Muntah,
• Rasa sakit sewaktu buang air kecil, atau merasa tidak enak badan.
• Payudara yang memerah, panas dan /atau sakit
• Kehilangan selera makan untuk waktu yang berkepanjangan
• Rasa sakit, warna merah, kelembutan dan /atau pembengkakan pada kaki
• Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengurus diri sendiri atau bayi
• Merasa sangat letih atau bernafas terengah-engah

10. SENAM NIFAS
Adalah senam yang dilakukan ibu-ibu setelah melahirkan setelah keadaan tubuhnya pulih kembali
Tujuan :
• Membantu mencegah pembentukan bekuan (trombosis) pada pembuluh tungkai dan membantu kemajuan ibu dari ketergantungan peran sakit menjadi sehat dan tidak bergantung
• Berguna bagi semua system tubuh, terutama fungsi usus, kandung kemih, sirkulasi dan paru-paru.
• Memungkinkan tubuh ibu menjadi sembuh

Senam nifas ini perlu diwaspadai pada kasus :
• Diastasis rectus abdominis yg berat
• Pemisahan pada simfisis pubis
• Kerusakan os cocygis
• Sakit punggung
• Post SC

11. TEKNIK MENYUSUI
Teknik menyusui adalah suatu cara pemberian ASI yang dilakukan oleh seorang ibu kepada bayinya, demi mencukupi kebutuhan nutrisi bayi tersebut. Kehadiran seorang bayi dalam sebuah keluarga adalah merupakan dambaan setiap orang. Karena dengan kehadiran seorang bayilah mereka dapat meneruskan garis keturunan mereka. Seorang bayi tentu saja masih punya nilai ketergantungan yang tinggi kepada kedua ortunya harus ekstra cermat dan penuh perhatian dalam merawat bayi. Untuk menunjang perawatan tersebut, seorang ibu sangat dianjurkan untuk memberikan ASI sebagai sumber makanan yang utama seelum meraka diperbolehkan untuk mendapatkan sumber makanan yang lainnya. Dalam prosese pemberian ASI tersebut, seorang ibu harus memperhatikan gizinya dan harus cukup pengetahuan tentang cara merawat seorang bayi dan cara/teknik menyusui bayi yang baik dan benar. Sehingga bayi mereka bisa tumbuh dengan baik dan sehat. Sehingga kelak bisa menjadi anak yang cerdas. Pengetahuan tentang teknik menyusui bayi yang baik dan benar tidak hanya berguna bagi ibu-ibu yang telah berkeluarga.
Merumuskan diagnosa masalah potensial ibu nifas
Pada masalah ini, bidan mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasaran rangkaian masalah yang lain juga. Langkah ini membutuhkan antisipasi dan bila memungkinkan akan di lakukan pencegahan. Sambil mengamati pasien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa atau masalah potensial benar-benar terjadi.
Berikut adalah beberapa diagnosa potensia yang mungkin ditemukan pada pasien nifas.

A. Gangguan Perkemihan
Pelvis renalis dan ureter, yang meregang dan dilatasi selama kehamilan, kembali normal pada akhir minggu keempat pascapartum. Segera setelah pascapartum kandung kemih,edema, mengalami kongesti, dan hipotonik, yang dapat menyebabkan overdistensi, pengosongan yang tidak lengkap, dan residu urine yang berlebihan kecuali perawatan diberikan untuk memastikan berkemih secara periodik. Uretra jarang mengalami obstruksi, tetapi mungkin tidak dapat dihindari akibat persalinan lama dengan kepala janin dalam panggul.
Efek persalinan pada kandung kemih dan uretra menghilang dalam 24 jam pertama pascapartum, kecuali wanita mengalami infeksi seluruh saluran kemih. Sekitar 40 % wanita pascapartum tidak mengalami proteinuria nonpatologis sejak segera setelah melahirkan hingga hari kedua pascapartum. Spesimen urine harus berupa urine yang diambil bersih atau kateterisasi, karena kontaminasi lokia juga akan menghasilkan preeklamsia.
Diuresis mulai segera setelah melahirkan dan berakhir hingga hari kelima pascapartum. Produksi urine mungkin lebih dari 3000 ml per hari. Diuresis adalah rute utama tubuh untuk membuang kelebihan cairan intertisial dan kelebihan volume darah. Hal ini merupakan penjelasan terhadap perpirasi yang cukup banyak yang dapat terjadi selama hari – hari pertama pascapartum.
B. Gangguan BAB
Defekasi atau buang air bersih harus ada dalam 3 hari postpartum. Bila ada obstipasi dan timbul koprostase hingga skibala tertimbun di rectum, mungkin akan terjadi febris.. Dengan diadakannya mobilisasi sedini – dininya, tidak jarang maslah ini dapat diatasi. Di tekankan bahwa wanita baru bersalin memang memerlukan istirahat dalam berjam – jam pertama postpartum, akan tetapi jika persalinan ibu serba normal tanpa kelainan, maka wanita yang baru bersalin itu bukan seorang penderita dan hendaknya jangan dirawat seperti seorang penderita

C. Gangguan Hubungan Seksual
Secara alami, sesudah melewati masa nifas kondisi organ reproduksi ibu sudah kembali normal. Tetapi tak jarang masih mengalami rasa sakit, ini disebabkan oleh proses pengembalian fungsi tubuh belum berlangsung sempurna seperti fungsi pembasahan vagina yang belum kembali seperti semula. Namun, bisa juga keluhan ini disebabkan karna kram otot, infeksi atau luka jahitan pada perineum yang masih dalam proses penyembuhan.
Rasa nyeri pada saat sanggama atau dyspareunia. Pada kasus semacam ini ada beberapa kemungkinan yang bisa menjadi penyebab, yaitu :
1. Terbentuknya jaringan baru pasca melahirkan karena proses penyembuhan luka guntingan jalan lahir masih sensitif sehingga kondisi alat reproduksi belum kembali seperti semula.
2. Adanya infeksi, bisa disebabkan karena bakteri, virus, atau jamur.
3. Adanya penyakit dalam kandungan (tumor, dll).
4. Konsumsi jamu. Jamu-jamu ini mengandung zat-zat yang memiliki sifat astingents yang berakibat menghambat produksi cairan pelumas pada vagina saat seorang wanita terangsang seksual.
5. Faktor psikologis yaitu kecemasan yang berlebihan turut berperan, seperti:
a. Kurang siap secara mental untuk berhubungan seks (persepsi salah tentang seks, dll).
b. Adanya trauma masa lalu (fisik, seks).
c. Tipe kepribadian yang kurang fleksibel.
d. Komunikasi suami istri kurang baik .
Beberapa faktor lain diantaranya:
e. Beberapa wanita merasakan perannya sebagai orang tua sehingga timbul tekanan dan kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan perannya.
f. Karena adanya luka bekas episiotomy
g. Karena takut merusak keindahan tubuhnya
h. Kurangnya informasi tentang seks setelah melahirkan

Penyebab Apati Seksual pasca salin
1. Stress dan Traumatik
Kelahiran bayi bisa menjadi pengalaman yang dapat menimbulkan traumatik terutama jika ibu belum dipersiapkan secukupnya. Banyak ibu yang mempunyan pengharapan yang tidak realistik tentang kelahiran. Misalnya : persalinan berlangsung lama atau persalinan yang memerlukan tindakan.
Adanya luka episiotomi, hal ini bila penjahitan luka episiotomi dilakukan dengan tidak benar maka akan mengakibatkan rasa nyeri dan rasa tidak nyaman di saat ibu berjalan dan duduk. Hal ini bisa berlangsung berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan walaupun mungkin sayatan itu sendiri sudah sembuh.
2. Keletihan
Bagi seorang ibu yang baru dan belum berpengalaman selain harus mengerjakan pekerjaan rumah tangga yang biasa, ia juga harus menghadapi bayinya yang tidak mau tidur, sering menangis atau bermasalah dalam menyusu. Maka ibu tentu menjadi letih dan lemas sehingga gairah seks pun merosot.
3. Depresi
Penyebabnya adalah keadaan tidak bersemangat akibat perasaan kelabu pasca persalinan. Perasaan ini biasanya terjadi dalam beberapa minggu setelah kelahiran bayi. Hal ini dapat terjadi depresi berat yang berupa : insomnia, anoreksia (hilangnya nafsu makan), halusinasi (membayangkan yang bukan-bukan) dan kecenderungan untuk menghilangkan kontak dengan kenyataan.
4. Keluhan yang timbul saat hubungan seksual pasca salin
a. Rasa Nyeri
Hal ini disebabkan fungsi pembasahan vagina yang belum kembali seperti semula, atau luka yang masih dalam proses penyembuhan.
b. Sensivitas berkurang
Karena persalinan normal merupakan trauma bagi vagina yaitu melebarnya otot-otot vagina.
merencanakan asuhan kebidanan

1. Evaluasi secara terus menerus
Evaluasi ini meliputi beberapa hal, antara lain :
1. Waspada perdarahan post partum
Penyebab perdarahan bisa karen atonia uteri dengan melakukan observasi melekat pada kontraksi uterus selam 4 jam pertama post partum dengan melakukan palpasi uterus. Selain itu juga dilakukan pemeriksaa kemungkinan perdarahan dari robekan ( laserasi atau episiotomi) perineum.
2. Melakukan rangsangan
Perangasanga traktil ( masase ) uterus untuk merangsang uterus berkontraksi dengan baik dan kuat berguna untuk menutup perdarahan arteri pada dinding uterus.
3. Evaluasi tinggi fundus uteri
Setelah placenta lahir, uterus merupakan alat yang keras karena kontraksi dan relaksi otot-otot. Fundus uteri 3 jari bawah pusat, selama 2 hari berikutnya besarnya tidak seberapa berkurang, tetapi sesudah 2 hari uterus mengecil dengan cepat sehingga pada hari ke –10 tidak teraba lagi dari luar.
4. Pengukuran vital sign
(1) Suhu Badan
Suhu badan pasca persalinan dapat naik lebih dari 0,5°C dari keadaan normal. Tetapi tidak lebih dari 39°C sesudah 12 jam pertama setelah melahirkan. Umumnya suhu badan kembali normal. Bila lebih dari 38°C kemungkinan ada infeksi.
(2) Nadi
Nadi umumnya 60-80 x/menit dan segera setelah partus dapat terjadi takikardi. Bila terdapat takikardi dan badan tidak panas mungkin ada perdarahan berlebihan/penyakit jantung. Pada nifas umumnya denyut nadi lebih labil dibanding suhu badan.
5. Proses adaptasi psikologi pasien dan suami
Mempersiapkan diri untuk menjadi orang tua dan merawat anak
6. Kemajuan proses laktasi
Masing-masing buah dada terdiri dari 15-24 lobi yang terletak terpisah satu sama yang lain oleh jaringan lemas. Tiap lobus terdiri dari lobuli yang terdiri pula dari acini. Acini ini menghasilkan air susu. Tiap lobus mempunyai saluran halus untuk mengalirkan air susu. Saluran ini disebut duktus laktiferus yang memusat menuju puting susu dimana masing-masing bermuara. Keadaan buah dada pada 2 hari pertama nifas sama dengan keadaan dalam kehamilan. Pada waktu itu buah dada belum mengandung susu melainkan colostrum yang dikeluarkan dengan memijat areola mamae.
7. Masalah pada payudara
*Payudara yang berubah menjadi merah, panas dan terasa nyeri
a. Bendungan Payudara
– Suhu tidak lebih dari 38,5°C
– Terjadi dalam minggu-minggu pertama PP
b. Mastitis
– Suhu lebih dari 38,5°C
– Terjadi pada minggu ke-2 PP
– Bengkak, keras, kemerahan, nyeri tekan
8. Intake cairan dan makanan
– Mengonsumsi 500 kalori tiap hari
– Makanan dengan diit seimbang untuk dapat protein, vitamin dan mineral yang cukup.
– Minum air putih ± 3 liter setiap hari
– Minum pil penambah darah selama 40 hari pasca persalinan.
9. Perkembangan keterkaitan pasien dengan bayinya
*Peran sebagai Ibu
a. Teori Reva Rubin
Penekanan teori rubin ® pencapaian peran ibu. Seorang wanita membutuhkan proses belajar melalui serangkaian aktivitas berupa latihan-latihan. Pencapaian peran ibu dimulai selama hamil sampai 6 bulan setelah persalinan.
b. Teori Ramonat T Marcer
Penekanan ® stres ante partum dan pencapaian peran ibu. Menjadi seorang ibu berarti memperoleh identitas baru yang membutuhkan pemikiran dan pengenalan yang lengkap tentang diri sendiri.
Langkah-langkah dalam pelaksanaan peran ibu adalah
– Antisipatori
Yaitu masa sebelum menjadi ibu, penyesuaian sosial dan psikologi terhadap peran barunya dengan mempelajari apa yang dibutuhkan untuk menjadi seorang ibu.
– Formal
Yaitu dimulai dengan peran sesungguhnya seorang ibu.
– Informal
Yaitu ibu mampu menemukan jalan yang baik untuk melaksanakan peran seorang ibu.
– Personal
Yaitu wanita yang telah mahir dalam melaksanakan perannya.
c. Teori Jean Ball
Penekanan ® agar ibu mampu melaksanakan tugasnya sebagai ibu baik fisik dan psikologis. Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan teori ini terbentuk 3 element :
1. Pelayanan maternitas
2. Pandangan masyarakat terhadap keluarga
3. Support terhadap kepribadian wanita

*Bounding dan Attachment
1. Menurut Nelson (1986)
– Banding = dimulainya interaksi emosi sensorik, fisik antara orangtua dan bayi segera setelah lahir.
– Attachment = ikatan efektif yang terjadi diantara individu (pencurahan perhatian, hubungan emosi dan fisik yang akrab).
2. Benner dan Brown (1989)
– Bounding = terjadi hubungan orangtua dan bayi sejak awal kehidupan.
– Attachment = pencurahan kasih sayang diantara individu.
1. Kemampuan dan kemauan pasien untuk berperan dalam perawatan bayinya
2. Mendokumentasikan
Merekap semua asuhan dan temuan selama persalinan kala empat di bagian belakang partograf, segera setelah asuhan diberikan atau setelah penilaian dilakukan.
2. Gangguan rasa nyeri
1. Nyeri perineum
1) Memberi analgesic oral ( paracetamol 500mg tiap 4 jam atau bila perlu)
2) Mandi dengan air hangat ( walaupun hanya akan mengurangi sedikit rasa nyeri)
1. Nyeri berhubungan seksual pertama kali setelah melahirkan
1) Melakukan pendekatan kepada pasangan bahwa saat hubungan seksual di awal post partum akan menimbulkan rasa nyeri. Oleh karena itu, sangat dipertimbangkan mengenai teknik hubungan seksual yang nyaman
2. Nyeri punggung
1) Memberikan obat pereda rasa nyeri ( misalnya, Neuribiaon)
2) Melakukan fisioterapi ( masase dan penyinaran)
3) Menjaga postur tubuh yang baik ( misalnya, duduk selalu tegak, posisi tidur yang nyaman bantal tidak terlalu tinggi)
3. Nyeri pada kaki
1) Melakukan kompres air hangat dan garam
2) Tidur posisi kaki lebih tinggi daripada badan
3) Masase kaki menggunakan minyak kelapa
4. Nyeri pada kepala (sakit kepala)
1) Memberikan obat pereda rasa sakit
2) Kompres air hangat di tengkuk
3) Masase pada punggung
5. Nyeri pada leher dan bahu
1) Kompres air hangat pada leher dan bahu
2) Masase bahu dna punggung
3) Mengusahakan posisi tidur yang nyaman dan istirahat cukup
3. Mengatasi infeksi
Infeksi merupakan penyebab utama kematian ibu di Negara berkembang.
Tanda atau gejala infeksi
• Nadi cepat ( 110 kali/ menit atau lebih)
• Temperature tubuh diatas 38 derajad celcius
• Kedinginan
• Cairan vagina yang berbau busuk

Untuk mengatasi infeksi dilakukan beberapa hal berikut :
1. Mengkaji penyebab infeksi
2. Memberikan antibiotika
3. Memberikan roborantia
4. Meningkatkan asupan gizi ( diet tinggi kalori tingi protein )
5. Meningkatkan intake cairan
6. Mengusahakan istirahat yang cukup
7. Melakukan perawatan luka yang infeksi ( jika penyebab infeksi karena adanya luka yang terbuka )

4. Mengatasi cemas
Cemas merupakan salah satu masalah psikologis pada masa pasca persalinan, bukan merrupakan komplikasi yang jarang ditemukan. Masalah ini dapat dihindari dengan adanya dukungan social dari keluarga serta dukungan pelayanan kesehatan selama kehamilan, persalinan, dan pascapersalinan.
Untuk mengatasi cemas :
1. Mengkaji penyebab cemas
2. Melibatkan keluarga dalam mengkaji penyebab cemas dan alternative penanganannya
3. Memberikan dukungan mental dan spiritual kepada pasien dan keluarga
4. Menfasilitasi kebutuhan pasien yang terkait dengan penyebab cemas:
1) Sebagai teman sekaligus pendengar yang baik
2) Sebagai konselor
3) Pendekatan yang bersifat spiritual
5. Menjelaskan tentang gizi, KB, tanda bahaya, hubungan seksual, senam nifas, perawatan perineum, perawatan bayi sehari-hari
1. Gizi
1) Tidak berpantang pada daging, ikan, dan telur
2) Banyak sayur dan buah
3) Banyak minum air putih, minimal 3 liter sehari, terutama setelah menyusui
4) Menambah kalori 500mg sehari
5) Mengkonsumsi tablet vitamin A dan zat besi selama nifas.
2. KB
1) Idealnya pasangan harus menunggu sekurang kurangnya 2 tahunsebelum ibu hamil kembali. Setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan dn bagaimana mereka ingin merencanakan tentang keluarganya. Namun, petugas kesehatan dapat membantu merencanakan keluarganya dengan mengajarkan kepada merea tentang cara mencegah kehamilan yang tidak di inginkan.
2) Biasnya wanita tidak akan menghasilkan telur (ovulasi) sebelum ia mendapatkan lagi haid nya selama meneteki (amenore laktasi). Oleh karena itu, metode amenore laktasi dapat dipakai sebelum haid pertama kembali untuk mencegah terjadinya kehailan baru. Risiko cara ini ialah 2 % kehamilan.
3) Meskipun beberapa metode KB mengandung risiko, penggunaan kontrasepsi tetap lebih aman, terutama apabila ibu sudah haid lagi.
4) Sebelum menggunakan metode KB, hal hal berikut sebaiknya dijelaskan kepada ibu :
• Bagaimana metode ini dapat mencegah kehamilan dan efektivitasnya
• Kelebihan/ keuntungan
• Kekurangannya
• Efek samping
• Bagaimana menggunakan metode itu
• Kapan metode itu dapat mulai digunakan untuk wanita pasca persalinan yang menyusui
5) Jika seorang ibu / pasangan telah memilih metode KB tertentu, ada baiknya untuk bertemu dengannya lagi dalam 2 mingguuntuk mengetahui apakah ad yang ingin ditanyakan oleh ibu/ pasangan itu dan untuk mengetahui apakah metode tersebut bekerja dengan baik.
6) Mengkaji keinginan pasangan mengenai siklus reproduksi yang mereka inginkan.
7) Mendiskusikan dengan suami
8) Menjelaskan maisng-masing metode alat kontrasepsi
9) Memastikan pilihan alat kontrasepsi yang paling sesuai dengan pasien
3. Tanda bahaya
Tanda bahaya berikut merupakan hal yang penting, yang harus disampaikan kepada ibu dan keluarga. Jika pasien mengalami salah satu atau lebih keadaan berikut maka harus secepatnya datang ke bidan atau dokter.
Sebelum meninggalkan ibu, pastikan bahwa ia dapat berkemih sendiri dan keluarganya mengetahui bagaimana menilai kontraksi dan jumlah darah yang keluar.
Mengajarkan pada mereka bagaimana mencari pertolongan jika ada tanda tanda bahaya seperti :
• Demam
Kemungkinan penyebabnya :
– Febris puerpuralis
– Mastilitis
– Flegmasia Alba Dolens
• Perdarahan aktif
Perdarahan pervagina yang luar biasa atau tiba-tiba bertambah banyak (lebih dari perdarahan haid biasa atau bila memerlukan ganti pembalut2 kali dalam setengah jam).
• Keluar banyak bekuan darah
• Lemas luar biasa
• Penyulit dalam menyusukan bayinya
• Nyeri panggul atau abdomen yang lebih hebat dari nyeri kontraksi biasa
• Pengeluaran pervagina yang berbau menusuk/menyengat.
• Rasa sakit di bagian bawah abdomen atau punggung
• Rasa sakit kepala yang terus-menerus, nyeri epigastrik, atau masalah penglihatan
• Pembengkakan di wajah atau di tangan
• Demam, muntah, rasa sakit waktu BAK, atau jika merasa tidak enak badan.
• Payudara yang berubah menjadi merah, panas, dan sakit
• Kehilangan nafsu makan dalam jangka waktu yang lama
• Rasa sakit, warna merah, pembengkakan di kaki
• Merasa sedih atau tidak mampu mengasuh bayi atau dirinya sendiri.
• Merasa sangat letih atau nafas terengah-engah
4. Hubungan seksual
Secara fisik aman untuk berhubungan suami istri begitu darah yang merah berhenti dan ibu dapat memasukkan 1 atau 2 jari ke dalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah berhenti dan ia tidak merasakan ketidaknyamanan, aman untuk melakukan hubungan suami istri kapan saja ibu siap.
Di awal selesai masa nifas, melakukann hubungan seksual dengan hati-hati karena biasanya akan nyeri pada perineum. Mendiskusikan dengan suami mengenai pola dan teknik hubungan seksual yang nyaman. Memberikan pengertian pada suami mengenai kemungkinan keluhan yang akan dialami istri saat berhubungan seksual yang pertama kali setelah melahirkan
5. Senam nifas
Melakukan senam nifas dengan aturan senam sebagai berikut :
1) Senam nifas dilakukan pada hari pertama post partum
2) Dilakukan 2 kali sehari
3) Setiap macam gerakan dilakukan 5-10 kali
6. Perawatan perineum
1) Mengusahakan luka selalu dalam keadaan kering (mengeringkan setiap kali setelah buang air kecil)
2) Menghindari menyentuh luka perineum dengan tangan
3) Membersihkan kemaluan selalu dari arah depan ke belakang
4) Menjaga kebersihan daerah perineum ( mengganti pembalut setiap kali sudah penuh atau minimal 3 kali sehari)

7. Perawatan bayi sehari-hari
1) Mempertahankan lingkungan bayi tetap hangat untuk menjaga supaya tidak terjadi penurunan suhu bayi
2) Mencegah iritasi kulit bayi dengan selalu menjaga kebersihan tangan bayi atau pengasuh bayi
3) Jika bayi mengalami iritasi kulit, hindari pemakaian bedak pada lokasi iritasi
4) Mengolesi kulit yang iritasi dengan salep sesuai resep dokter atau jika iritasi ringan cukup olesi dengan minyak kelapa bersih.
5) Menjaga kebersihan kulit bayi, menghindari kulit lembab dnegan mengganti baju bayi minimal 2 kali sehari atau sewaktu-waktu ketika basah oleh keringat atau terkena muntahan
6) Menghindari menggosok kulit bayi terlalu keras ketika membersihkan daerah anus dan genital
7) Jika ditemukan tanda-tanda alergi padakulit, misalnya kemerahan dan bintik-bintik, segera konsultasikan ke dokter dan menghentikan untuk sementara produk sabun bayi yang digunakan.
8) Mengusahakan menjemur bayi tiap pagi antara pukul 06.30 sampai dengan pukul 07.00.
9) Untuk kenyamanan bayi, pijat kaki dan tanga bayi menjelang tidur menggunakan baby oil.
10) Membersihkan sekitar mulut bayi setiap memberikan minum pada bayi.
11) Menghindari memijat pada daerah perut bayi.
12) Untuk menghindari trauma kulit bayi karena kuku bayi yang tajam dan panjang, mengusahakan sellau memakaikan sarung tangan pada bayi.
13) Memilih bahan baju yang tidak kaku dan menyerap keringat untuk bayi.
14) Menyediakan selalu minyak telon/kayu putih sebagai antisipasi jika bayi. mengalami gangguan perut (kembung) atau kedinginan.
6 Memberikan kenyamanan pada ibu
Selama masa nifas, ibu akan mengalami perdarahan. Berawal dari inilah banyak terjadi komplikasi baik berupa infeksi maupun gejala sakit yang lain. Maka dibutuhkan suatu upaya untuk memberikan kenyamanan pada ibu. Ada beberapa hal yang membantu memberikan kenyamanan pada ibu antara lain :
1) Istirahat
– Menganjurkan ibu untuk beristirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan.
– Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan rumah tangga biasa perlahan-lahan.
– Menyarankan ibu untuk tidur siang.
– Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal:
1. Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi
2. Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan
3. Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri.
2) Personal Higiene
– Menganjurkan ibu menjaga kebersihan seluruh tubuh
– Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air
– Menyarankan ibu untuk ganti pembalut minimal 2 kali sehari
– Menyarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah genetalia.
– Nasehati ibu untuk membersihkan dari setiap kali BAB atau BAK.
– Jika ibu mempunyai luka episiotomi/laserasi sarankan pada ibu untuk menghindari menyentuh daerah luka.
7. Membantu ibu untuk menyusui bayi
1. Mengupayakan berada dalam posisi yang senyaman mungkin saat menyusui.
2. Payudara dalam keadaan bersih.
3. Lebih efektif jika posisi ibu duduk.
4. Mengusahakan perut bayi menempel perut ibu.
5. Menyendawakan bayi setiap selesai menyusui.
6. Menyusui minimal setiap 3 jam sekali atau setiap bayi meminta ( on demand )
8. Memfasilitasi menjadi orang tua
1. Memberikan dukungan dan keyakinan pada pasangan akan kemampuan mereka sebagai orang tua
2. Mengupayakan untuk belajar merawat bayi selama ini telah dilakuakn sudah cukup bagus
3. Perlu persiapan mental dan material karena anak adalah suatu anugerah sekaligus amanah yang harus dirawat sebaik-baiknya
4. Dengan adanya anak akan mengubah beberapa pola dan kebiasaan sehari-hari, misalnya waktu istirahat, perhatian terhadap pasangan, komunikadi, tuntutan dan tanggung jawab orang tua sebagai pendidik bagi anak.
9. Persiapan pulang
Selama ibu dalam masa perawatan harus diberikan berbagai cara untuk membantu ibu dalam merawat bayi, dari memandikan hingga perawatan yang dibutuhkan bayi sehari-hari. Selain itu juga membantu ibu dalam perawatan payudara agar dalam memberikan ASI tidak mengalami banyak kesulitan.
Imunisasi dan informasi tentang KB sangat dianjurkan untuk disampaikan kepada orang tua sebelum pulang dan diberikan jadwal untuk selalu kunjungan ke tempat pelayanan kesehatan sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Sebelum pulang, mengusahakan bahwa ibu telah diberi pengetahuan dan latihan yang cukup untuk menjaga dan merawat bayi serta dirinya. Tak luput juga dari pihak suami untuk menemani dan mendukung upaya-upaya dalam menjaga kesehatan bayi dan ibu. .

10. Anticipatory guidance

Secara garis besar anticipatory giudance meliputi instruksi dan bimbingan dalam mengantisipasi periode nifas dan bagaimana memberikan asuhan sepanjang masa nifas tersebut. Kebutuhan ibu nifas berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain. Dalam memberikan asuhan, bidan harus menyesuaikan diri dengan kebutuhan ibu. Ibu nifas juga perlu memberitahu bidan jika ada hal yang dibutuhkan sehingga dapat membantu bidan melaukan asuhan yang lebih berfokus. Anticipatory guidance meliputi hubungan antara ibu, bayi dan hubungan ibu dengan yang lain.
11. Deteksi dini komplikasi pada ibu masa nifas

a. Perdarahan pervaginam
Perdarahan pervaginam yang melebihi 500 ml setelah bersalin didefinisikan sebagai perdarahan pascapersalinan.
b. Infeksi masa nifas
Infeksi genital merupakan komplikasi masa nifas. Infeksi yang meluas kesaluran urinaria payudara dan pembedahan menyebab terjadinya AKI tinggi. Gejala umum infeksi dapat dilihat dari suhu pembengkakan takikardia dan malaise. Gejala lokalnya berupa uterus lembek, kemerahan, rasa nyeri payudara, atau adanya disuria.faktor predisposisi meliputi nutrisi yang buruk, defisiensi zat besi, persalinan lama, ruptur membran, episiotomi, dan seksio sesaria. Gejala klinis endrometitis tampak pada hari ke- 3 postpartum disertai suhu yang mencapai 390 C dan takikardi, sakit kepala terdapat uterus yang lembek. Ibu yang mengalami kodisi ini harus diisolasi.
c. Sakit kepala, nyeri eigastrik, dan penglihatan kabur
Wanita yang baru meahirkan sering mengeluh sakit kepala hebat atau penglihatan kabur. Penanganan terhadap gangguan ini meliputi :
Ø Jika ibu sadar, periksa nadi, tekanan darah, dan pernapasan.
Ø Jika ibu tidak bernapas, periksa dan lakukan ventilasi dengan masker dan balon. Lakukan intubasi bila perlu. Dan jika pernapasan dangkal, periksa dan bebaskan jalan napas serta beri oksigen 4-6 liter per menit.
Ø Jika pasien tidak sadar / koma, bebaskan jalan nafas, baringkan miring, ukur suhu, periksa apakah ada kaku tengkuk.
d. Pembengkakan wajah atau ekstrimitas
Bila terjadi gejala ini, periksa adanya varises, periksa kemerahan pada betis, dan periksa apakah tulang kering, pergelangan kaki, atau kaki mengalami edema ( perhatikan adanya edema puting, jika ada ).
e. Demam, muntah, dan nyeri berkemih
Organisme yang menyebabkan infeksi saluran kemih berasal dari flora normal perinium. Pada masa nifas dini,sensitifitas kandung kemih terhadap tegangan air kemih di dalam vesika sering menurun akibat truma persalinan atau analgesia epidural atau spinal. Sensasi peregangan kandung kemih juga mungkin berkurang akibat rasa tidak nyaman yang ditimbulkan oleh episiotomi yang lebar, laserasi periuretra, atau hematoma dinding vagina. Setelah melahirkan, terutama saat infus oksitosin dihentikan, terjadi diuresis yang disertai peningkatan produksi urine dan distensi kandung kemih. Overdistensi yang disertai kateresasi untuk mengeluaran air kemih sering menyebabkan infeksi saluran kemih.
f. Payudara bengkak
Payudara bengkak yang tidak disusu secara adekuat dapat menyebabkan payudara menjadi merah, panas, terasa sakit, dan akhirnya terjadi mastitis.puting lecet akan memudahkan memasukan kuman terjadinya payudara benkak. BH / bra yang terlalu ketat mengakibatkan engergomen segmental. Bila payudara ini tidak disusukan dengan adekuat, dapat terjadi mastitis.
Ibu yang dietnya buruk, kurang istirahat, dan anemia mudah mengalami infeksi. Gangguan gejala ini meliputi :
a. Bengkak dan nyeri pada seluruh payudara atau lokal.
b. Kemerahan pada seluruh payudara atau hanya lokal
c. Payudara keras dan berbenjol-benjol ( merongkol )
d. Panas badan dan rasa sakit umum
Gangguan ini dapat diatasi dengan :
o Menyusui tetap dilanjutkan. Pertama, bayi disusukan pada payudara yang sakit selama dan sesering mungkin. Hal ini dilakukan agar payudara kosong. Selanjunya susukan bayi pada payudara normal.
o Beri kompres panas. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan shower hangat atau lap basah panas pada payudara yang terkena.
o Ubah posisi menyusui dari waktu ke waktu, yaitu dengan posisi berbaring, duduk, atau posisi berbaring, duduk, atau posisi memegang bola ( football position )
o Pakai BH longgar
o Istirahat yang cukup dan makanan yang bergizi
o Banyak minum ( 2 liter per hari )
g. Kehilangan nafsu makan yang lama
Sesudah bayi lahir, ibu akan merasa lelah dan mungkin juga lemas karena kehabisan tenaga. Hendanya ibu lekas diberi minuman hangat, susu, kopi, atau teh yang bergula. Apabila menginginkan makanan , berikan makanan yang sifatnya ringan .
h. Trombus vena
Selama masa nifas, dapat terbentuk trombus pada vena-vena yang terdapat di pelvis yang mengalami dilatasi. Faktor predisposisi gangguan ini meliputi:
a. Obesias
b. Peningkaan umur maternal dan tingginya paritas
c. Riwayat sebelumnya
d. Anestesi dan pembedahan dengan kemungkinan trauma yang lama pada pembuluh vena
e. Anemia maternal
f. Hipotermia atau penyakit jantung
g. Endometritis
h. Varikositis
Manifestasi gangguan ini meliputi timbul secara akut, timbul rasa nyeri akibat terbakar, dan nyeri tekan pada permukaan.

i. Perasaan sedih ibu nifas
Pada beberapa minggu awal setelah persalinan sampai kurang lebih 1 tahun, ibu postpartum cenderung mengalami perasaan yang tidak lazim dialaminya, seperti merasa sedih, tidak mampu mengasuh dirinya sendiri dan bayinya. Faktor penyebab keadaan ini meliputi:

1. Kekecewaan emosional bercampur rasa takut yang dialami oleh kebanyakan wanita selama hamil dan melahirkan
2. Rasa nyeri pada awal masa nifas
3. Kelelahan akibat kurang tidur selama persalinan
4. Kecemasan tentang kemampuannya untuk merawat bayi setelah meninggalkan rumah sakit
5. Ketakutan akan menjadi tidak menarik lagi

12. Health Education

1. Nutrisi
Ibu nifas memerlukan diet untuk mempertahankan tubuh terhadap infeksi, mencegah konstipasi, dan untuk memulai proses pemberian ASI. Asupan kalori perhari ditingkatkan sampai 2700 kalori. Asupan cairan per hari ditingkatkan sampai 3000 ml ( susu 1000 ml ). Suplemen zat besi dapat diberikan kepada ibu nifas selama 4 minggu pertama setelah kelahiran

Gizi ibu menyusui dibutuhkan untuk produksi ASI dan pemuluhan kesehatan ibu. Kebutuhan gizi yang diperhatikan yaitu :
a. Makanan dianjurkan seimbang antara jumlah dan mutunya
b. Banyak minum, setiap hari harus minum 6 gelas
c. Makanan-makanan yang tidak merangsang, baik secara termis, mekanis, atau kimia untuk menjaga kelancaran pencernaan
d. Gunakan makanan yang dapat merasang produksi ASI, misalnya yang hijau.
Pada wanita dewasa, kebutuhan kalori sebesar 2200 kkal, sedangkan untuk ibu menyusui diperlukan tambahan 700 kkal untuk 6 bulan pertama setelah melahirkan dan selanjunya 500 kkal

2. Hygiene
Sering membersihkan area perinium akan meningkatkan kenyamanan dan mencegah infeksi. Tindakan ini paling sering menggunakan air hangat yang dialirkan (dapat dilarutkan antiseptik) ke atas vulva perinium setelah berkemih atau defekasi, hindari penyemprotan lansung. Ajarkan ibu untuk membersihkan sendiri.
Pasien yang harus istirahat ditempat tidur (misal, hipertensi, post-seksio sesaria) harus dibantu mandi setiap hari dan mencuci daerah perinium dua kali sehari dan setiap selesai eliminasi. Setelah ibu mampu mandi sendiri (dua kali sehari ), biasanya daerah perinium dicuci sendiri. Penggantian pembalut hendaknya sering dilakukan, setidaknya setelah membersihkan perinium atau setelah berkemih atau defekasi.
Luka perinium akibat episiotomi, ruptura, atau laserasi merupakan daerah yang tidak mudah untuk dijaga agar tetap bersih dan kering. Tindakan membersihkan vulva dapat memberi kesempatan untuk melakukan inspeksi secara seksama daerah perinium.
Payudara juga harus diperhatikan kebersihannya. Jika puting terbenam, lakukan masase payudara secara perlahan dan tarik keluar secara hati-hati.
Pada masa postpartum, seorang ibu akan rentang terhadap infeksi. Untuk ibu, menjaga kebersihan sangat penting untuk mencegah infeksi. Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan tubuh, pakaian, tempat tidur, dan lingkungan. Ajari ibu untuk membersihkan alat genitalnya dengan sabun dan air bersih setiap kali setelah berkemih dan defekadi. Sebelum bersih pada waktu mencuci luka ( episiotomi ), ia harus mencuci dari arah depan kebelakang dabn mencuci daerah anusnya yang terakhir. Ibu harus mengganti pembalut sedikitnya 2 kali sehari. Jika ia menyusui bayinya, anjurkan untuk menjaga kebersihan payudara.

3. Perawatan perineum
Apa bila setelah buang air besar atau buang air kecil perineum dibersihkan secara rutin. Caranya dibersihkan dengan air sabun lembut minimal sekali sehari. Biasanya ibu merasa takut pada kemungkinan jahitannya akan lepas, juga merasa sakit sehingga perineum tidak dibersihkan atau dicuci. Cairan sabun atau sejenisnya sebaiknya dipakai setelah buang air kecil atau air besar.
Membersihkan dimulai simpisis sampai anal sehingga tidak terjadi infeksi. Ibu diberitahu caranya mengganti pembalut yaitu bagian dalam jangan sampai terkontaminasi oleh tangan. Pembalut sudah kotor harus diganti paling sedikit 4 kali sehari. Ibu diberi tahu tentang jumlah, warna dan bau lochea sehingga apabila ada kelainan dapat diketahui secara dini. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelamin. Apabila ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk menghindari menyentuh daerah luka.

Perawatan perinium 10 hari :
a. Ganti pembalut wanita yang bersih setiap 4-6 jam. Posisikan pembalut dengan baik sehingga tidak bergeser.
b. Lepaskan pembalut dari arah depan kebelakang untuk menghindari penyebaran bakteri dari anus ke vagina.
c. Alirkan atau bilas dengan air hangat/ cairan antiseptik pada area perinium setelah defekasi. Keringkan dengan kain pembalut atau handuk dengan cara ditepuk-tepuk, dan dari arah depan kebelakang.
d. Jangan dipegang sampai area itu pulih
e. Rasa gatal pada area sekitar jahitan adalah normal dan merupakan tanda penyembuhan. Namun, untuk meredakan rasa tidak enak, atasi dengan mandi berendam air hangat atau kompres dingin dengan kain pembalut yang telah didinginkan .
f. Berbaring miring, hindari berdiri atau duduk lama untuk mengurangi tekanan pada daerah tersebut.
g. Lakukan latihan kegel sesering mungkin guna merangsang peredarahan darah disekitar perinium. Dengan demikian, akan mempercepat penyembuhan dan memperbaiki fungsi otot-otot. Tidak perlu terkejut bila tidak merasakan apapun saat pertama kali berlatih karena area tersebut akan kebal setelah persalinan dan pulih secara bertahap dalam beberapa minggu.

4. Istirahat dan tidur
Kebahagiaan setelah melahirkan membuat sulit istirahat. Seorang ibu baru akan cemas apakah ia akan mampu merawat anaknya atau tidak. Hal ini mengakibatkan sulit tidur. Juga akan terjadi gangguan pola tidur karena beban kerja bertambah, ibu harus bangun malam untuk meneteki atau mengganti popok sebelumnya tidak pernah dilakukan. Anjurkan ibu supaya istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan. Sarankan untuk ibu kembali pada kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan serta untuk tidur siang atau istirahat selama bayi tidur. Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal antara lain mengurangi jumlah ASI yang diproduksi, memperlambat proses involusi uteri dan memperbanyak perdarahan, menyebabkan depresi dan ketidak mampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri.

5. Ambulasi
Disebut juga early ambulation yaitu kebijakan untuk selekas mungkin membimbing klein keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya selekas mungkin berjalan.klien sudah diperbolehkan bangun dari tempat tidur dalam 24-48 jam post partum. Keuntungan early ambulation adalah :
a. Klien merasa lebih baik, lebih sehat dan lebih kuat.
b. Faal usus dan kandung kencing lebih baik.
c. Dapat lebih memungkinkan dalam mengajari ibu dalam merat atau memelihara anaknya, memandikan dll selama ibu masih dalam perawatan