KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui seberapa besar pengetahuan kita tentang MTBS (Manajemen Terpadu Bayi Sakit) dan MTBM(Manajemen Terpadu Bayi Muda).
Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.Makalah ini memuat tentang “Manajemen Terpadu Bayi Muda Tentang Klasifikasi, Perawaatan dan pengobatan ” dan perlu mendapat dukungan dari semua pihak yang peduli terhadap masalah yang berkaitan dengan asuhan pada ibu nifas. Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah banyak membantu penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.

Padang, maret 2015

Penyusun

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang……………………………………………………………………
1.2. Tujuan……………………………………………………………………………….
1.3. Manfaat……………………………………………………………………………..
BAB II : PEMBAHASAN
I. KONSEP BAYI NORMAL
A. Pengertian…………………………………………………………………………….
B. Ciri-ciri Bayi Normal…………………………………………………………….
C. Ukuran Kepala Bayi Normal………………………………………………….
D. Penilaian pada BBL dapat ditentukn dengan afgar score…………..
II. HYPOTERMI
A. Pengertian…………………………………………………………………………..
B. Mekanisme Kehilangan Panas………………………………………………
C. Bayi Dikatakan Hipotermi……………………………………………………
D. Klasifikasi Hipotermia………………………………………………………..
E. Penanganan…………………………………………………………………………
F. Komplikasi…………………………………………………………………………
G. Diagnosa…………………………………………………………………………….
H. Pengobatan………………………………………………………………………. ..
I. Pencegahan………………………………………………………………………..
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………………………….
B. Saran………………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Bayi lahir dengan tubuh basah oleh air ketuban. Aliran udara melalui pintu/jendela yang terbuka akan mempercepat terjadinya penguapan dan bayi lebih cepat kehilangan panas tubuh. Akibat dapat timbul serangan dingin (cold stress) yang merupakan gejala awal hipotermia. Bai kedinginan biasanya tidak memperlihatkan gejala menggigil oleh karena kontrol suhunya belum sempurna. Hal ini menyebabkan gejala awal hipotermi seringkali tidak terdeteksi oleh ibu / keluarga atau penolong persalinan.
Gejala hipotermia terjadi bila suhu tubuh (aksila) bayi turun di bawah 36̊C.
Nilai normal 36,5̊C- 37.5̊C.
Segera keringkan bayi baru lahir dengan kain yang hangat dan kering untuk menghindari hipotermia.

Menunda memandikan bayi baru lahir sampai suhu tubuh bayi stabil.
Untuk mencegah terjadinya serangan dingin, ibu/keluarga dan penolong persalinan harus menunda memandikan bayi.
a. Pada bayi baru lahir sehat/ckup bulan, berat > 2.500 gram, lansung menangis kuat,maka memandikan bayi di tunda selama±24 jam setelah kelahiran dgan air hangat.
b. Pada bayi lahir dengan resiko, keadaan umum lemah dan bayi dengan berat<2.000 gram, sebaiknya jangan di mandikan, di tunda beberapa hari sampai keadaan umum membaik yaitu suhu tubuh bayi stabil, bayi sudah lebih kuat dan dapat menghisap ASI dengan baik.
1.2 Tujuan
a. Tujuan Umum
Mahasiswa diharapkan mampu mencegah terjadinya hipotermi pada bayi-bayi muda di hari-hari pertama kehidupannya.
b. Tujuan Khusus
 Menjelaskan definisi tentang Hipotermi
 Menjelaskan hal-hal yang menyebabkan terjadinya Hipotermi
 Menjelaskan factor-faktor yang mempengaruhi timbulnya Hipotermi
 Mampu menjelaskan tanda-tanda dan gejala-gejala Hipotermi
1.3 Manfaat
Dapat memberi pengetahauan dan pemahaman tentang segala hal yang berhubungan dengan hipoterni.
BAB II
PEMBAHASAN
I KONSEP BAYI NORMAL
A. Pengertian
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37-42 minggu dan berat lahirnya 2500 gram sampai 4000 gram
B. Ciri-ciri Bayi Normal
a. BB 2500-4000 gram
b. PB 48-52 cm
c. Lingkar Dada 30-38 cm
d. Lingkat Kepala 33-35 cm
e.Bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira 180x/menit, kemudian menurun sampai
120-110x/menit
f. Pernapasan pada menit pertama kira-kira 180 x/menit , kemudian menurun
setelah tenang 40x/menit
g. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan sub cutan cukup terbentuk dan
diliputi vernics caseosa
h. Rambut kepala biasanya telah sempurna
i. Kuku agak panjang dan melewati jari-jari
j.Genetalia labia mayora sudah menutupi labia minora ( pada bayi perempuan)
testis sudah turun (pada bayi laki-laki )
k. Reflek menghisap dan menelan baik
l. Reflek suara sudah baik, bayi bila dikagetkan akan memperlihatkan gerakan memeluk.
C. Ukuran Kepala Bayi Normal
a. Ukuran muka belakang
1.Diameter sub occipito- bregmatica : 9,5 cm
2. Diameter sub occipito- frontalis : 11 cm
3. Diameter fronto-occipitalis : 12 cm
4. diameter mento occipitalis : 13,5 cm
5. Diameter submento-bregmatica : 9,5 cm
b. Ukuran melintang
1. Diameter biparietalis : 9 cm
2. Diameter bitemporalis : 8 cm
c. Ukuran lingkaran
1. Circumferensia suboccipito bregmatica : 32 cm
2. Circumferensia fronto occipitalis : 34 cm
3. circumferensia menti occipitalis : 35 cm
D. Penelitian Pada BBL Dapat Ditentukan Dengan Apgar Score
TANDA 0 1 2
1. Appearance/ warna kulit
2. Pulse/ bunyi jantung
3. Grimace/ Reflek
4. Activity/ aktivitas
5. Respiratory/ pernapasan Seluruh tubuh biru atau putih

Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada Badan merah, tangan dan kaki biru
< 100
Perubahan mimic
Ekstremitas sedikit flexi

Lambat, tidak teratur Seluruh tubuh kemerahan

> 100
Bersin, batuk, menangis kuat

Gerakan aktif, ekstremitas flexi

Menangis keras atau kuat
II. HYPOTERMI
A. Pengertian
Hipotermi merupakan keadaan suhu tubuh rendah dibawah batas normal
yaitu 36,5 ◦C ((Dep.Kes. RI, 1994). bila seluruh tubuh bayi terasa dingin, maka bayi sudah mengalami hipotermi sedang(suhu berkisar 32̊C-36̊C). Disebut hipotermi berat bila suhu tubuh<32̊C. Untuk mengukur suhu hipotermia diperlukan termometer ukuran rendah yang dapat mengukur sampai 25̊C. Disamping sebagai suatu gejala, hipotermia dapat merupakan awal penyakit yang berakhir dengan kematian. Hipotermi memyebabkan terjadinya penyempitan pembuluh darah, yang mengakibatkan terjadinya metabolik anerobik, meningkatkan kebutuhan oksigen, mengakibatkan hipoksemia dan berlanjut dengan kematian (Saifudin, 2002).
Hal ini karena hilangnya panas secara cepat dari kulit yang basah. Pada bayi aterm sudah menyimpan lemak dalam jaringan adiposa coklat dan dapat menggunakannya untuk menghasilkan panas. Namun pada bayi preterm mempunyai jumlah lemak coklat yang lebih sedikit sehingga dapat mengalami hipotermi.
B. Mekanisme kehilangan panas
Kehilangan panas tubuh pada bayi baru lahir dapat melalui beberapa mekanisme yaitu:
1. Konduksi
Panas dihantarkan dari tubuh bayi ke benda sekitarnya yang kontak langsung dengan tubuh bayi (Pemindahan panas dari tubuh bayi ke objek lainmelaluiKontaklangsung).
Contoh :
-Menimbang bayi tanpa alas timbangan
– Tangan penolong yang dingin memegang BBL
– Menggunakan stetoskop dingin untuk pemeriksaan BBL.
2. Konveksi
Panas hilang dari tubuh bayi ke udara sekitarnya yang sedang bergerak ( jumlah panas yang hilang tergantung kepada kecepatan dan suhu udara).
Contoh :
– Membiarkan atau menempatkan BBL dekat jendela.
– Membiarkan BBL di ruang yang terpasang kipas angin.
3. Radiasi
Panas dipancarkan dari BBL, keluar tubuhnya ke lingkungan yang lebih dingin ( Pemindahan panas antara 2 objek yang mempunyai suhu berbeda).
Contoh :
– BBL dibiarkan dalam ruangan AC tanpa diberikan pemanas (Radiant Warmer).
– BBL dibiarkan dalam keadaan telanjang
– BBL ditidurkan berdekatan dengan ruang yang dingin, misalnya dekat tembok
4. Evaporasi
Panas hilang melalui proses penguapan tergantung kepada kecepatan dan kelembaban udara (Perpindahan panas dengan cara merubah cairan menjadi uap).
Evaporasi dipengaruhi oleh :
 Jumlah panas yang dipakai
 Tingkat kelembaban udara
 Aliran udara yang melewati

C. Bayi dikatakan hipotermi
Apabila Tanda dan Gejala Hypotermi :
• suhu tubuh < 36.5 C
• Sianosis di daerah perifer tubuh bayi
• Ackral teraba dingin
• Bayi tampak menggigil
• Kemampuan mengisap lemah atau tidak dapat menyusu
• Letargis dan menangis lemah
• Perubahan warna kulit dari pucat menjadi kutis memorata atau plethora
• Takipena dan takikardi
• Tanda Hypotermi lanjut ( letragi, apnea dan bradikardi, hypoglikemi,asidosis metabolik, faktor pembekuan abnormal ( DIC / perdarahan intraventrikel, perdarahan Pulmonum )
D. Klasifikasi Hipotermia
Dalam mengklasifikasikan Hipotermia dibagi menjadi dua bagian yaiatu:
a. Hipotermi sedang
• Suhu badan 32-360C
• Kaki/tangan teraba dingin yang disertai gerakan
• bayi kurang dari normal.
• Aktifitas berkurang,latergis
• Tangisan lemah
• Kulit bewarna tidak rata(cutis malviorata)
• Kemampuan menghisap lama
b. Hipotermi berat
• Suhu badan <320Cdan mengeras (sklerema).
• Bibir dan kuku kebiruan
• Pernapasan lambat
• Pernapasan tidak teratur
• Bunyi jantung lambat
• Seluruh badan teraba dingin disertai salah satu tanda berikut:
 -Mengantuk/letargis, atau
 -Ada bagian badan bayi berwarna merah dan mengeras (sklerema).

E. Penanganan
1. Hipotermi ringan-sedang
• • Pastika bayi dijaga tetap hangat. Bungkus bayi dengan kain lunak, kering, selimut, dan paki topi untuk kehilangan panas
• dorong ibu untuk menyusui , setelah bayi siap
• Pantau suhu aksiller tiap jam sampai normal
• Bayi dapat diletakkandalam incubator atau dibawah radiant heater
• • Ganti pakaian yang dingin dan basah dengan pakaian yang hangat, memakai topi dan selimuti dengan selimut hangat
• Bila ada ibu/pengganti ibu, anjurkan menghangatkan bayi dengan melakukan kontak kulit dengan kulit
• Bila ibu tidak ada :
• Hangatkan kembali bayi dengan menggunakan pemancar panas. Gunakan inkubator dan ruangan hangat
• Periksa suhu alat penghangat dan suhu ruangan, beri ASI peras dengan menggunakan salah satu alternatif cara pemberian minum dan sesuaikan pengatur suhu
• Hindari paparan panas yang berlebihan dan posisi bayi lebih sering dirubah
• Anjurkan ibu untuk menyusui lebih sering. Bila bayi tidak dapat menyusu, berikan ASI peras menggunakan salah satu alternatif cara pemberian minum
• Mintalah ibu untuk mengamati tanda kegawatan (misal gangguan napas, kejang, tidak sadar) dan segera mencari pertolongan
• Atasi hipoglikemia, bila ada
• Tangani bila ada gangguan napas
• Periksa suhu tubuh bayi setiap jam, bila suhu naik 0,5 derajat celsius/jam berarti usaha menghangatkan berhasil, lanjutkan memeriksa suhu setiap 2 jam
• Bila suhu tidak naik atau naik terlalu pelan, kurang 0,5 derajat celsius, cari tanda sepsis
• Setelah suhu tubuh normal :
• Lanjutkan perawatan lanjutan
• Pantau bayi selama 12 jam berikutnya, periksa suhu setiap 3 jam
– Bila suhu tetap dalam batas normal dan bayi dapat minum dengan baik serta tidak.
2. Hipotermi Berat
• Gunakan alat yang tersedia ( incubator, radian heater, kamar hangat, tempat tidur hangat
• Rujuksegera ke tempat pelayanan kesehatan yang mempunyai NICU
• Jika bayi sianosis ( biru ) atau sukar bernapas ( frekuensi < 30 atau > 60 x/ menit, tarikan dinding dada ke dalam atau merintih ), beri oksigen lewat kateter hidung atau nasal prong.

F. Komplikasi
• Hipoglikemia
• Asidosis metabolic
• Kematian

G. DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala, hasil pemeriksaan fisik dan hasil pengukuran suhu tubuh.
H. PENGOBATAN
Bayi dibungkus dengan selimut dan kepalanya ditutup dengan topi. Jika bayi harus dibiarkan telanjang untuk keperluan observasi maupun pengobatan, maka bayi ditempatkan dibawah cahaya penghangat.
I. PENCEGAHAN
Untuk mencegah hipotermia, semua bayi yang baru lahir harus tetap berada dalam keadaan hangat. Di kamar bersalin, bayi segera dibersihkan untuk menghindari hilangnya panas tubuh akibat penguapan lalu dibungkus dengan selimut dan diberi penutup kepala.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Cara yang sangat sederhana dan mudah dikerjakan oleh setiap orang adalah menghangatkan bayi melalui panas tubuh ibu. Bayi di telungkupkan di dada ibu agar terjadi kontak kulit langsung ibu dan bayi. Untuk menjaga agar tubuh bayi hangat, tubuh ibu dan bayi harus berada dalam satu pakaian atau disebut sebagai metoda kanguru. Sebaiknya ibu menggunakan pakaian longgar dan berkancing depan.
Prinsip dasar dari metoda kanguru;
Adalah mengganti perawatan BBLR dalam inkubator dengan metoda kanguru. Ibu diidentikan sebagai kanguru yang dapat mendekap bayi nya secara seksama, dengan tujuan mempertahankan suhu bayi secara opimal. Suhu tubuh secara optimal di peroleh adanya kontak langsung antara kulit bayi dengan ibu nya secara kontinue. Ibu berfungsi sebagai host atau indung bagi bayi. Posisi bayi dalam kantung kanguru adalah tegak/vertikal pada siang hari ketika ibu berdiri atau duduk dan tengkurap/miring pada malam hari ketika ibu berbaring/miring.
B. SARAN
a. Bagi pasien
Dibutuhkan ketelatenan dan kehati- hatian karena pasien yang dihadapi adalah bayi yang tidak bisa bicara
b. Bagi petugas
Untuk meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dengan meningkatkan peran bidan dalam tugasnya sebagai pelaksana pelayanan pada Asuhan Bayi Baru Lahir dengan factor resiko yang terjadi.

DAFTAR PUSTAKA
Mochtar, Rustam. (1998). Synopsis Obstetri. EGC. Jakarta
Syswianti, Desy. kuliah online bidan
Indrasantoso, Eriyati, dkk. 2008. Paket Pelatihan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK). Depkes. Jakarta.
Pelayanan maternal dan Neonatal, 2002
Indonesia. Departemen Kesehatan. Direktorat Jendral Pembinaan Kesehatan Masyarakat.Manajemen terpadu balita sakit.Departemen Kesehatan bekerja sama Dengan World Health Organization, 1998. Jakarta : Depkes RI